Meneruskan postingan lawas Belajar SEO pada Yogyakarta dan 10 Jam di Jogja mencoba menulis postingan related tentang Yogyakarta dan membuat postingan ini, tapi saya kebingungan mau memakai judul apa ?
Akhirnya memilih Munassus HIPKI 2009, karena kebetulan sempat sedikit mengintip acara Munassus Hipki yang diselenggarakan di Hotel Grage Jln Sosrowijayan Yogyakarta 11-12 Agustus 2009, banyak hal yang menarik disini jauh lebih menarik dibanding pertemuan dengan Manohara yang datang dengan dikawal sepuluh bodyguard di Grand Hotel Cempaka Jakarta 8 Agustus 2009 dan cuma bisa 'menikmati' pemandangan indah tersebut dari kejauhan.
Secara Umum acaranya seremonial banget, nggak banyak hal yang menarik, yang jauh lebih menarik adalah bahwa kita bisa bertemu dengan rekan-rekan DPD dan DPC se Indonesia, dari Aceh sampai ke Papua. Sebagai seorangpengintip pengamat orang, menarik juga berinteraksi dengan orang-orang yang berlainan secara kultural dan karakter.
Satu hal lagi yang menarik, pada kesempatan itu, saya bertemu dengan para pendekar-pendekar kursus. orang-orang yang berhasil dalam membesarkan kursus, Mulai dari Bapak Syahrial Yusuf (bossnya LP3I), Bapak Ali Badaruddin (Ownernya LPIA) serta Bapak Nasrullah Yusuf (komandannya Teknokrat).
Tapi jujur aja saya salut sama dua nama terakhir bukan karena Bapak Ali Badaruddin sebagai Ketua Panitia, Atau Bapak Nasrullah Yusuf menjabat juga sebagai Ketua DPP HISPPI (Himpunan Seluruh Pengajar dan Penguji Indonesia) tapi memang sosok beliau berdua sungguh memikat.
Sebagai Pimpinan Kursus mereka telah tergolong sukses, bahkan dengan rekan dari DPD saya iseng-iseng menghitung pendapatan Bapak Nasrullah tidak kurang dari 300 jt per bulan, sedangkan Bapak Ali Badaruddin lembaganya telah menjadi lembaga yang mempunyai cabang di banyak propinsi.
Tapi mereka tetap menjadi pribadi yang low profile, pribadi yang tawadhu', saya tahu persis Bapak Ali Badaruddin, shalatnya khusyu' banget. Tidak terkesan sombong, atau jumawa dalam tutur katanya, miris saya melihat diri yang berlumur dosa serta kadang jumawa padahal bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, Sepertinya saya harus banyak belajar dari kedua tokoh tersebut.
Satu lagi tokoh yang mengagumkan muncul, beliau adalah Eman Syamsudin Dirjen PTKPMSI , satu hal yang membekas dan cukup menggelitik dari semua uraian beliau saat menyinggung Long Life Education yang menitikberatkan pada Pendidikan Usia Dewasa, saya acungkan jempol empat-empatnya karena sepertinya hal ini kurang diperhatikan baik oleh lembaga formal maupun informal di negara kita. Sangat menarik karena Pendidikan Usia Dini, Wajib Belajar 9 tahun dal lain sebagainya mungkin sesuatu yang sudah banyak menarik perhatian baik lembaga negeri atau swasta.
Akan tetapi Pendidikan Usia Dewasa belum begitu terjamah padahal SBI Internasional berpatokan bukan lagi hanya menghitung usia produktif akan tetapi Long Life Education, semua umur dari usia 0 - Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un.
Walaupun Long Life Education bukan hal baru, akan tetapi dalam rangka menyadarkan diri sendiri dan keyakinan pada Agama yang saya anut dimana Islam sudah jauh-jauh hari menerangkan secara tersirat maupun tersurat bagaimana setiap mahluk di muka bumi ini wajib menuntut ilmu sampai ke liang lahat.
Foto : belum sempat diupload cuma punya waktu 10 minute
Akhirnya memilih Munassus HIPKI 2009, karena kebetulan sempat sedikit mengintip acara Munassus Hipki yang diselenggarakan di Hotel Grage Jln Sosrowijayan Yogyakarta 11-12 Agustus 2009, banyak hal yang menarik disini jauh lebih menarik dibanding pertemuan dengan Manohara yang datang dengan dikawal sepuluh bodyguard di Grand Hotel Cempaka Jakarta 8 Agustus 2009 dan cuma bisa 'menikmati' pemandangan indah tersebut dari kejauhan.
Secara Umum acaranya seremonial banget, nggak banyak hal yang menarik, yang jauh lebih menarik adalah bahwa kita bisa bertemu dengan rekan-rekan DPD dan DPC se Indonesia, dari Aceh sampai ke Papua. Sebagai seorang
Satu hal lagi yang menarik, pada kesempatan itu, saya bertemu dengan para pendekar-pendekar kursus. orang-orang yang berhasil dalam membesarkan kursus, Mulai dari Bapak Syahrial Yusuf (bossnya LP3I), Bapak Ali Badaruddin (Ownernya LPIA) serta Bapak Nasrullah Yusuf (komandannya Teknokrat).
Tapi jujur aja saya salut sama dua nama terakhir bukan karena Bapak Ali Badaruddin sebagai Ketua Panitia, Atau Bapak Nasrullah Yusuf menjabat juga sebagai Ketua DPP HISPPI (Himpunan Seluruh Pengajar dan Penguji Indonesia) tapi memang sosok beliau berdua sungguh memikat.
Sebagai Pimpinan Kursus mereka telah tergolong sukses, bahkan dengan rekan dari DPD saya iseng-iseng menghitung pendapatan Bapak Nasrullah tidak kurang dari 300 jt per bulan, sedangkan Bapak Ali Badaruddin lembaganya telah menjadi lembaga yang mempunyai cabang di banyak propinsi.
Tapi mereka tetap menjadi pribadi yang low profile, pribadi yang tawadhu', saya tahu persis Bapak Ali Badaruddin, shalatnya khusyu' banget. Tidak terkesan sombong, atau jumawa dalam tutur katanya, miris saya melihat diri yang berlumur dosa serta kadang jumawa padahal bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, Sepertinya saya harus banyak belajar dari kedua tokoh tersebut.
Satu lagi tokoh yang mengagumkan muncul, beliau adalah Eman Syamsudin Dirjen PTKPMSI , satu hal yang membekas dan cukup menggelitik dari semua uraian beliau saat menyinggung Long Life Education yang menitikberatkan pada Pendidikan Usia Dewasa, saya acungkan jempol empat-empatnya karena sepertinya hal ini kurang diperhatikan baik oleh lembaga formal maupun informal di negara kita. Sangat menarik karena Pendidikan Usia Dini, Wajib Belajar 9 tahun dal lain sebagainya mungkin sesuatu yang sudah banyak menarik perhatian baik lembaga negeri atau swasta.
Akan tetapi Pendidikan Usia Dewasa belum begitu terjamah padahal SBI Internasional berpatokan bukan lagi hanya menghitung usia produktif akan tetapi Long Life Education, semua umur dari usia 0 - Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un.
Walaupun Long Life Education bukan hal baru, akan tetapi dalam rangka menyadarkan diri sendiri dan keyakinan pada Agama yang saya anut dimana Islam sudah jauh-jauh hari menerangkan secara tersirat maupun tersurat bagaimana setiap mahluk di muka bumi ini wajib menuntut ilmu sampai ke liang lahat.
Seruan tentang pendidikan proses tanpa akhir yang diupayakan oleh siapapun, terutama (sebagai tanggung jawab) negara. Sebagai sebuah upaya untuk meningkatkan kesadaran dan ilmu pengetahuan, pendidikan telah ada seiring dengan lahirnya peradaban manusia itu sendiri. Dalam hal inilah, letak pendidikan dalam masyarakat sebenarnya mengikuti perkembangan corak sejarah manusia itu sendiri.Source : banyak sumber
Tak heran jika R.S. Peters dalam bukunya The Philosophy of Education menandaskan bahwa pada hakekatnya pendidikan tidak mengenal akhir, karena kualitas kehidupan manusia terus meningkat.
Kemajuan pendidikan dalam masyarakat kapitalis saat ini adalah sejauh menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang akan dapat membuat mesin-mesin industri berjalan. Ideologi kapitalis dalam dunia pendidikan dapat dengan mudah dilihat dari pelajaran yang dipecah-pecah menjadi kepingan-kepingan ilmu yang semuanya berujung dan berpangkal pada hubungan jual-beli.
Hal ini secara nyata dapat dilihat dalam pelajaran ekonomi mulai tingkat TK, SD, SMP, SMU, hingga perguruan tinggi (S1, S2, S3, dst): prinsip ekonomi yang selalu harus dihafal dalam pelajaran ekonomi adalah dengan modal sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya.
Lalu semua substansi pelajaran ekonominya adalah bagaimana membuat produk bagus yang dapat dijual untuk mencari keuntungan, bagaimana menciptakan pasar, hingga bagaimana agar orang hanya bisa beli. Bukankah ini murni perspektif kapitalis (pemilik dan penumpuk modal) yang merusak substansi pendidikan sebagai upaya mewujudkan kemanusiaan universal?
Berbeda dengan Islam yang mengajarkan tentang pola belajar yang memang seharusnya diusahakan oleh manusia dalam sepanjang hayatnya (long life education). Mengetahui hukum-hukum yang berkaitan dengan aktivitas kita sehari-hari adalah wajib hukumnya, sehingga Islam mendorong umatnya untuk menjadi umat yang cerdas dalam memandang kehidupan, problematika, dan solusinya.
Foto : belum sempat diupload cuma punya waktu 10 minute
12 Komentar:
Mari gemar menuntut ilmu..! :D
Jadi semangat lagi nih...tq
Ooo ini to oleh-oleh ngelencer ke jateng?
O..alah ini to,...
Aku jadi makin bingung, profesi sampean iku opo?
Blogger opo tenaga pendidik sebuah lembaga kursus?
Wah,.jan sampean iki kok yo sembarang ilmu di kuasai...
Jempol Papat kanggo sampean!
Sukses!
Success for Kopitozie!!
Have a Great jogja and Enjoyed!
Tulisan menarik dan sangat menggugah saya tentang makna sebuah pendidikan
Owh jadi 10 hari di jogjana kang? heran, cenah rek jadi panganten ka jogja teh... tapi naha jadi aya di HIPKI 2009? ;)
aduh ga minat komen.. lagi kenyang duren neh.. :p
Pokoknya awas aja kalo lupa dagadu-nya
hemm.. sibos semakin sibuk keliling indonesia nih
jadi pingin nyusul nih ke jogja hehehe
pembelajaran yang menarik nih....
waaah kang tozie buka kursus nih,,saya daftar kursus jurus dji sam seo rasa kopi ya,kang...
um kopi ini aku ikutan kontes seo yang hadiahnya combro xixi, um bantuin optimize donk xixi umurnya masih sehari :D eh master dilarang ikut2an loh :))
purwasuka
sip deh ayo terus semangat buat belajar cayo
Post a Comment
Silahkan Komentar Nye-Pam terpaksa saya Hapus.