Saya ingin berbicara tentang mimpi dini hari tadi ...
Tapi ini bukan sejatinya mimpi tozie ...
Mimpi dan imajinasi itu tidak ada batasnya ...
Pada saat berimajinasi kadang saya sering mencoba untuk memunculkan dimensi rasa menjadi seorang ... Anak, Remaja, Ibu, Istri, Suami, Janda, Kakek atau Nenek ... seperti salah satu tulisan ngawur saya yang berjudul Berapa Harga Cintamu ?
Jadi saya berusaha belajar untuk ikut merasakan sakitnya melahirkan seorang Ibu, Manjanya seorang anak, Proses Pencarian seorang remaja, Tanggung Jawab sebagai Suami, Kesepiannya seorang Janda, kebosanan menjalani hidup atau kebijaksanaan seorang kakek/nenek, bahkan kekecewaan seorang Istri yang ''dipoligami''.
Kalau menjadi Ayah sekaligus Duren yang tidak Sawit ....
Tidak usah dibayangkan saat ini saya sedang menjalaninya
Saat ini saya seakan disusupi roh asing yang tidak saya kenal.
Roh ini berbisik sayup-sayup di telinga saya .......
''Selama ini kamu mengenalku hanya dalam versi yang kamu mau.
Aku begitu karena kamu, kamu tidak pernah tahu siapa diriku sebenarnya.''
She introduce herself ...
Roh Wanita Modern Milenium Ke 4 Pengidap Penyakit Emansipasi Salah Porsi ...
beberapa detik selanjutnya .....
Dia berbisik lagi ... suaranya jauh lebih lembut tapi daleeem
(AKU SEDANG MENCARI BAPAK RUMAH TANGGA SEJATI)
Sayup-sayup ... Dia mulai berbicara dengan datar ... tetapi jelas di telinga saya ..
Hari ini ... masih ada orang yang berbicara tentang Kodrat !?
Tepatnya, kodrat dalam konteks PEKERJAAN. Dengan pengertian bahwa kodrat adalah sesuatu yang disuratkan oleh Yang Mewarnai Cabe (mengikuti istilahnya Arswendo nih!), saya setuju kalimat "kodrat sebagai ibu dan istri" sebagai konsekuensi dari kepemilikan alat-alat reproduksi yang berbeda dari pria, yang artinya: ada pembagian tugas BIOLOGIS. Pria bertugas membuahi sel telur, Wanita bertugas menyimpan benih yang berkembang itu dalam rahimnya kurang lebih selama 9 bulan 10 hari sebelum melahirkannya, dan menyusui sang bayi.
Tapi ketika pembagian tugas biologis diperluas ke arena sosial, bisa berbahaya. Karena tiap orang pada dasarnya punya minat pada berbagai bidang yang berbeda, dan tiap orang punya keinginan memperoleh pengakuan atas pencapaiannya.
Pengakuan bisa dalam berbagai bentuk, mulai dari pujian verbal sampai pemberian uang. Pembatasan untuk mengeksploitasi kemampuan seseorang sebaiknya cuma dilakukan ketika pekerjaannya membahayakan hajat hidup orang lain, misalnya kemampuan merampok, membajak (kecuali bajak software dan film Hollywood, hehehe... lumayan bo 6000 perak doang!), menciptakan virus komputer (well, kalau ini mungkin banyak yang tidak setuju..)menjadi Ketua Komunitas Hacker China seperti Xiao Tia mungkin juga bagian dari Emansipasi dan sejenisnya.
Dengan gerakan emansipasi, kelompok Wanita dewasa ini memang menikmati lebih banyak hal yang tidak diperoleh generasi sebelumnya. Tapi pemberian kesempatan yang sama ini pada akhirnya menguntungkan kaum laki-laki juga, karena bisa merambah dan malah berjaya di bidang-bidang yang sering diasosiasikan sebagai bidang domestik wanita. Coba, kebanyakan perancang pakaian, juru masak, penata rambut terkenal adalah pria kan?
Saya kadang-kadang mikir, apakah ini semacam "kompensasi" bagi pria untuk pembagian kue kesempatan itu ?
Atau juga kompensasi karena tidak bisa pakai rok, sementara wanita bebas pakai celana panjang? (Ini jelas asumsi ngawur, karena toh wanita Cina sudah lama mengenakan celana panjang)
Saya bukan sedang mengusulkan supaya dilakukan pelarangan terhadap kaum pria untuk berkiprah di bidang-bidang "domestik", walaupun kenyataannya wanita jarang yang memasuki bidang yang masih male dominated, jadi supir truk kontainer, penarik beca, dan preman pasar misalnya.
Dan satu lagi .... saya mengusulkan tidak hanya Razia ...
Pekerja Seks Komersial Wanita yang sering dilakukan oleh Aparat.
Tapi ... Razia Gigolo (sampai saat ni kepanjangannya saya gak tahu?) juga harus digalakan.
Sebaliknya, saya justru ingin menyarankan agar gerakan emansipasi ini diperluas sedemikian rupa. Kalau gaji dari pihak wanita sudah lebih dari cukup untuk menghidupi keluarga, tidak ada salahnya dong suaminya yang jadi Bapak Rumah Tangga penuh.
Yang perlu dilakukan Sang Bapak Rumah Tangga juga tidak jauh-jauh dari yang (umumnya) dituntut dari Ibu Rumah Tangga, yakni menyelenggarakan rumah tangga sekaligus jadi pengasuh utama anak. Di dalamnya termasuk :
Tapi ini bukan sejatinya mimpi tozie ...
Mimpi dan imajinasi itu tidak ada batasnya ...
Pada saat berimajinasi kadang saya sering mencoba untuk memunculkan dimensi rasa menjadi seorang ... Anak, Remaja, Ibu, Istri, Suami, Janda, Kakek atau Nenek ... seperti salah satu tulisan ngawur saya yang berjudul Berapa Harga Cintamu ?
Jadi saya berusaha belajar untuk ikut merasakan sakitnya melahirkan seorang Ibu, Manjanya seorang anak, Proses Pencarian seorang remaja, Tanggung Jawab sebagai Suami, Kesepiannya seorang Janda, kebosanan menjalani hidup atau kebijaksanaan seorang kakek/nenek, bahkan kekecewaan seorang Istri yang ''dipoligami''.
Kalau menjadi Ayah sekaligus Duren yang tidak Sawit ....
Tidak usah dibayangkan saat ini saya sedang menjalaninya
Saat ini saya seakan disusupi roh asing yang tidak saya kenal.
Roh ini berbisik sayup-sayup di telinga saya .......
''Selama ini kamu mengenalku hanya dalam versi yang kamu mau.
Aku begitu karena kamu, kamu tidak pernah tahu siapa diriku sebenarnya.''
She introduce herself ...
Roh Wanita Modern Milenium Ke 4 Pengidap Penyakit Emansipasi Salah Porsi ...
beberapa detik selanjutnya .....
Dia berbisik lagi ... suaranya jauh lebih lembut tapi daleeem
(AKU SEDANG MENCARI BAPAK RUMAH TANGGA SEJATI)
Sayup-sayup ... Dia mulai berbicara dengan datar ... tetapi jelas di telinga saya ..
Hari ini ... masih ada orang yang berbicara tentang Kodrat !?
Tepatnya, kodrat dalam konteks PEKERJAAN. Dengan pengertian bahwa kodrat adalah sesuatu yang disuratkan oleh Yang Mewarnai Cabe (mengikuti istilahnya Arswendo nih!), saya setuju kalimat "kodrat sebagai ibu dan istri" sebagai konsekuensi dari kepemilikan alat-alat reproduksi yang berbeda dari pria, yang artinya: ada pembagian tugas BIOLOGIS. Pria bertugas membuahi sel telur, Wanita bertugas menyimpan benih yang berkembang itu dalam rahimnya kurang lebih selama 9 bulan 10 hari sebelum melahirkannya, dan menyusui sang bayi.
Tapi ketika pembagian tugas biologis diperluas ke arena sosial, bisa berbahaya. Karena tiap orang pada dasarnya punya minat pada berbagai bidang yang berbeda, dan tiap orang punya keinginan memperoleh pengakuan atas pencapaiannya.
Pengakuan bisa dalam berbagai bentuk, mulai dari pujian verbal sampai pemberian uang. Pembatasan untuk mengeksploitasi kemampuan seseorang sebaiknya cuma dilakukan ketika pekerjaannya membahayakan hajat hidup orang lain, misalnya kemampuan merampok, membajak (kecuali bajak software dan film Hollywood, hehehe... lumayan bo 6000 perak doang!), menciptakan virus komputer (well, kalau ini mungkin banyak yang tidak setuju..)menjadi Ketua Komunitas Hacker China seperti Xiao Tia mungkin juga bagian dari Emansipasi dan sejenisnya.
Dengan gerakan emansipasi, kelompok Wanita dewasa ini memang menikmati lebih banyak hal yang tidak diperoleh generasi sebelumnya. Tapi pemberian kesempatan yang sama ini pada akhirnya menguntungkan kaum laki-laki juga, karena bisa merambah dan malah berjaya di bidang-bidang yang sering diasosiasikan sebagai bidang domestik wanita. Coba, kebanyakan perancang pakaian, juru masak, penata rambut terkenal adalah pria kan?
Saya kadang-kadang mikir, apakah ini semacam "kompensasi" bagi pria untuk pembagian kue kesempatan itu ?
Atau juga kompensasi karena tidak bisa pakai rok, sementara wanita bebas pakai celana panjang? (Ini jelas asumsi ngawur, karena toh wanita Cina sudah lama mengenakan celana panjang)
Saya bukan sedang mengusulkan supaya dilakukan pelarangan terhadap kaum pria untuk berkiprah di bidang-bidang "domestik", walaupun kenyataannya wanita jarang yang memasuki bidang yang masih male dominated, jadi supir truk kontainer, penarik beca, dan preman pasar misalnya.
Dan satu lagi .... saya mengusulkan tidak hanya Razia ...
Pekerja Seks Komersial Wanita yang sering dilakukan oleh Aparat.
Tapi ... Razia Gigolo (sampai saat ni kepanjangannya saya gak tahu?) juga harus digalakan.
Sebaliknya, saya justru ingin menyarankan agar gerakan emansipasi ini diperluas sedemikian rupa. Kalau gaji dari pihak wanita sudah lebih dari cukup untuk menghidupi keluarga, tidak ada salahnya dong suaminya yang jadi Bapak Rumah Tangga penuh.
Yang perlu dilakukan Sang Bapak Rumah Tangga juga tidak jauh-jauh dari yang (umumnya) dituntut dari Ibu Rumah Tangga, yakni menyelenggarakan rumah tangga sekaligus jadi pengasuh utama anak. Di dalamnya termasuk :
- Memastikan rumah bersih setiap hari (bisa dikerjakan sendiri, bisa dengan bantuan pembantu)
- Menyusun menu
- Mengalokasikan anggaran, mulai dari uang belanja, rekening listrik + air + gas + langganan koran dan majalah, gaji pembantu, gaji sopir, uang sekolah anak, sewa rumah/hipotek rumah, tagihan kartu kredit, dan lain-lain. Cukup tidak cukup, HARUS cukup !
- Memastikan istri punya pakaian bersih untuk dikenakan ke kantor, dan ikut memikirkan padanan baju istri supaya enak dilihat, Blazer yang akan dipakai, Underware, Kaos kaki dan Sepatu Hak Tinggi yang tepat ... tidak lupa Tas Kerja dan Air Hangat untuk Mandi, segelas Kopitozie, 234 juga sarapan. Sun tangan kalo Istri mo berangkat dijamin dibalas dengan ciuman di kening dan usapan di kepala disertai kata-kata ''mamah berangkat dulu ya hati-hati di rumah ... ''.
- Waktu istri bertugas keluar kota, menyusunkan pakaian dan barang-barang pribadi lainnya di koper, dan jangan banyak protes ... kalau istri ... berhari-hari betah Dinas Luar berduaan bersama Sekretaror (Sekretaris Pribadi yang pastinya pria muda yang Ganteng dan Seksi).
- Merawat diri terus-terusan, bisa dengan berlatih di gym secara teratur untuk mencegah istri melirik pria lain yang perutnya six pack, dan ke salon untuk trimming rambut secara rutin juga perlu. Tapi ingat: tidak boleh lebih dari anggaran yang sudah ditetapkan!
- Menunggu istri pulang dari kerja lemburnya, menyiapkan makanan kalau istri belum sempat makan di kantor. Tapi juga tidak boleh kesal kalau istri ternyata sudah makan walaupun hidangan sudah disiapkan!
- Dihapusnya Dharma Wanita digantikan Dharma Pria ...
- Jangan banyak ngerumpi sama Bapak-Bapak PKK yang laen ... habis Arisan atau dari Salon langsung Pulang.
- Jangan cemberut kalo istri pulang telat ... siapkan senyum termanis dan segelas kopitozie kalau istri baru pulang dari Kantor.
- Oya, dan tentunya siap bercinta setiap saat istri menginginkan, hehehe...
- Yang Paling Urgent dan sangat penting ... HARUS RELA DIPOLIANDRI !
Daftar ini masih panjang, bervariasi sesuai kebutuhan!
Dicari: pria dengan kemampuan dan kemauan melakukan pekerjaan-pekerjaan di atas. Penuh waktu. Bersedia menggunakan nama belakang istri, toh istri yang menjadi breadwinner. Otomatis istri juga yang menjadi kepala keluarga dan penentu keputusan terakhir.
Maka istilah "mokondo" atau bahasa francisnya ''nyalindung ka gelung'' juga harus dihapuskan dari peradaban, karena merendahkan tugas mulia yang diemban para suami yang bersedia menjadi bapak rumah tangga sejati. Soalnya saat ini juga tidak familiar di telinga kita ada istilah ''momokdo'' ataupun "Modal I..ls Doanks'
Beberapa hal lagi ... : Sekali-kali saya ingin membaca berita di koran ... ada seorang pria diperkosa beramai-ramai oleh 5 siswi SMA hmmm ... seorang kakek dicabuli cucu perempuannya.
Seorang Pria yang dicerai Talaq tiga oleh Istrinya memilih gantung diri ...
Atau .... Headline di Koran ... menceritakan seorang Ustadzah Kondang melakukan Poliandri .... Video Porno Anggota DPR RI dari Fraksi Istri Binangkit Maria Eva dengan seorang penyanyi Dangdut Yahya Zaini, membuat sakit suami Maria Eva padahal ia seorang Bapak Rumah Tangga yang cukup baik. Dia tidak memohon cerai pada istrinya dan berusaha untuk sabar menghadapi cobaan ini.
Allohu Akbar 2 X ....
Adzan Shubuh dari Mushola ... STISIP Pasca Sarjana
(Sekolah Tinggi Ilmu Santet dan Ilmu Pelet) Hampor Tarogong Garut menghentikan mimpi saya .. Tanpa gosok gigi apalagi mandi .... Saya menghirup Kopitozie ... sisa begadang di meja kompie ... Menyalakan puntung 234 sisa tadi malam dan menghisapnya dalam-dalam sampai hampir mengenai batas kuningnya ... Kesadaran saya berangsur-angsur pulih ...suara tadi lamat-lamat mulai menjauh dan hilang ...
Kembali menjadi Duren yang tidak sawit ... mencoba mengingat-ingat bisikan-bisikan tadi dengan susah payah, selanjutnya menekan tuts keyboard dan merangkai kata-kata yang terngiang di telinga saya
Hmmm ... hanya 12 point yang saya ingat ... capeee ...dech Mudah-mudahan point selanjutnya bisa diingatkan oleh para sahabat-sahabat saya di komunitas SITI (Suami Idiot Takut Istri), SSTI (Suami-suami Takut Istri), ISTI (Ikatan Suami Takut Istri), ABKRT (Aliansi Bapak Kepala Rumah Tangga), IMBI (Ikatan Manusia Bodoh Indonesia).
Dicari: pria dengan kemampuan dan kemauan melakukan pekerjaan-pekerjaan di atas. Penuh waktu. Bersedia menggunakan nama belakang istri, toh istri yang menjadi breadwinner. Otomatis istri juga yang menjadi kepala keluarga dan penentu keputusan terakhir.
Maka istilah "mokondo" atau bahasa francisnya ''nyalindung ka gelung'' juga harus dihapuskan dari peradaban, karena merendahkan tugas mulia yang diemban para suami yang bersedia menjadi bapak rumah tangga sejati. Soalnya saat ini juga tidak familiar di telinga kita ada istilah ''momokdo'' ataupun "Modal I..ls Doanks'
Beberapa hal lagi ... : Sekali-kali saya ingin membaca berita di koran ... ada seorang pria diperkosa beramai-ramai oleh 5 siswi SMA hmmm ... seorang kakek dicabuli cucu perempuannya.
Seorang Pria yang dicerai Talaq tiga oleh Istrinya memilih gantung diri ...
Atau .... Headline di Koran ... menceritakan seorang Ustadzah Kondang melakukan Poliandri .... Video Porno Anggota DPR RI dari Fraksi Istri Binangkit Maria Eva dengan seorang penyanyi Dangdut Yahya Zaini, membuat sakit suami Maria Eva padahal ia seorang Bapak Rumah Tangga yang cukup baik. Dia tidak memohon cerai pada istrinya dan berusaha untuk sabar menghadapi cobaan ini.
Allohu Akbar 2 X ....
Adzan Shubuh dari Mushola ... STISIP Pasca Sarjana
(Sekolah Tinggi Ilmu Santet dan Ilmu Pelet) Hampor Tarogong Garut menghentikan mimpi saya .. Tanpa gosok gigi apalagi mandi .... Saya menghirup Kopitozie ... sisa begadang di meja kompie ... Menyalakan puntung 234 sisa tadi malam dan menghisapnya dalam-dalam sampai hampir mengenai batas kuningnya ... Kesadaran saya berangsur-angsur pulih ...suara tadi lamat-lamat mulai menjauh dan hilang ...
Kembali menjadi Duren yang tidak sawit ... mencoba mengingat-ingat bisikan-bisikan tadi dengan susah payah, selanjutnya menekan tuts keyboard dan merangkai kata-kata yang terngiang di telinga saya
Hmmm ... hanya 12 point yang saya ingat ... capeee ...dech Mudah-mudahan point selanjutnya bisa diingatkan oleh para sahabat-sahabat saya di komunitas SITI (Suami Idiot Takut Istri), SSTI (Suami-suami Takut Istri), ISTI (Ikatan Suami Takut Istri), ABKRT (Aliansi Bapak Kepala Rumah Tangga), IMBI (Ikatan Manusia Bodoh Indonesia).
10 Komentar:
Isi otaknya masih komplikasi... Ini keren banget. Semoga setelah baca ini para suami bisa lebih menyelami sekaligus mengerti istri mereka. Kangen kang...
mantap gan...lum punya istri jadi belum perlu....
Kampusku UII
manap kali tulisan dan bisikan itu bang, jadi sadar tugas istri berat banget :(
Pegang kening nih bacanya harus super serius, biar gak salah penafsiran. btw tulisannya mantab Gan udah lama ya gak nulis beginian pada kangen tuh, sama orangnya apa tulisannya ya kangenya :P
Very interesting surprise your opinion, something that discovered the device about the Internet, thanks!
keren kang..nuhun inspirasinya..:D
wah......apa jadinya klo memang ada bapak rumah tangga yang seperti itu?? apakah dunia tidak akan carut marut seperti bit of cloud??
jadilah bapak rumah tangga yang baik xixixi
waduh saya belum mau jadi bapak rumah tangga bang :D masih pingin jadi anak dari bapak rumah tangga saja :)) :-P ........................
Menjadi Bapak Rumah Tangga sebenarnya cukup mengasyikkan, selama kita enjoy dan bisa membaca timming. Kenapa mengasyikkan? Jenis pekerjaan yang sangat bervariasi, tidak seperti kerjaan kantor yang bikin pantat (maaf) saya serasa kapalan. Kebosanan kadang muncul saat semua pekerjaan sudah selesai, tapi anak belum pulang sekolah atau sedang tidur. Perubahan mendadak dari mengerjakan pekerjaan rumah tangga menjadi diam kadang membuat bingung sendiri. Timming (bagi yang masih punya anak kecil/bayi), harus bisa ngira2 kapan anak bakalan merengek minta ditemenin. Semakin pagi kita memulai semakin mudah kita mengatur (asal jangan mulai tengah malem). Cuman ya seperti yang saya katakan di atas. Semakin cepat selesai semakin cepat kita "nganggur", bengong, bosen. hehehehe
Kadang timbul rasa "iri" ketika melihat istri netekin anak, tapi kita nggak bisa. Pada beberapa kesempatan saya sempat menggendong anak di dada.
IMHO... tidak ada pekerjaan yang tidak berat. Semua pekerjaan berat, termasuk kerja kantoran yang selalu dikejar deadline. Pekerjaan rumah tangga akan terasa sangat berat jika kita memandang pekerjaan lain lebih enak, ditambah lagi gengsi diomongin tetangga.
Post a Comment
Silahkan Komentar Nye-Pam terpaksa saya Hapus.