Front Pembela Islam (FPI) telah mengeluarkan bantahan atas insiden penusukan dan penganiayaan terhadap pendeta Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Dalam rilis yang mereka sebarkan, FPI mengatakan dua pendeta HKBP membawa pistol.
Saat dimintai klarifikasi, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar, enggan berkomentar terhadap rilis FPI tersebut. "Waduh, saya nggak mau komenter itu deh," ujar Boy saat dihubungi INILAH.COM, Kamis (16/9).
Dalam rilis yang disiarkan oleh cybersabili.com, FPI membantah jika peristiwa yang terjadi pada 12 September 2010 itu direncanakan, melainkan sebuah insiden. "Bukan penghadangan tapi perkelahian. Bukan penusukan tapi tertusuk. Karena sembilan pelaku adalah ikhwan yang sedang lewat berpapasan dengan 200 HKBP. Lalu terjadi perkelahian, saling pukul, saling serang, saling tusuk, saling terluka," begitu tertulis dalam rilis itu.
"Jika perencanaan, mana mungkin sembilan ikhwan berbaju Muslim dengan identitas terbuka! Jika penghadangan, mana mungkin sembilan menghadang 200! Jika penusukan, mana mungkin sembilan ikhwan lebam-lebam, luka, patah tangan, bahkan ada yang tertusuk juga!" lebih lanjut.
Bahkan dalam rilis itu, FPI mengatakan ada dua orang pendeta HKBP yang membawa pisau dan pistol. "Kenapa dua pendeta yang membawa pistol dan menembakkannya ke arah warga pada insiden 8 Agustus 2010 tidak ditangkap? Kenapa dua jemaat HKBP yang membawa pisau saat insiden 12 September 2010 sudah ditangkap lalu dilepaskan? Kenapa jemaah HKBP yang memukul dan menusuk sembilan ikhwan tidak ditangkap?"
Saat ditanya apakah betul ada anggota FPI yang terluka, Kombes Boy Rafli Amar kembali menyatakan enggan berkomentar karena hal itu adalah hal nyang sensitif. "Saya lihat dulu, saya nggak mau komentar kalau belum lihat. Ini kan masalah sensitif," tandasnya.
Source : Inilah.com
Saat dimintai klarifikasi, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar, enggan berkomentar terhadap rilis FPI tersebut. "Waduh, saya nggak mau komenter itu deh," ujar Boy saat dihubungi INILAH.COM, Kamis (16/9).
Dalam rilis yang disiarkan oleh cybersabili.com, FPI membantah jika peristiwa yang terjadi pada 12 September 2010 itu direncanakan, melainkan sebuah insiden. "Bukan penghadangan tapi perkelahian. Bukan penusukan tapi tertusuk. Karena sembilan pelaku adalah ikhwan yang sedang lewat berpapasan dengan 200 HKBP. Lalu terjadi perkelahian, saling pukul, saling serang, saling tusuk, saling terluka," begitu tertulis dalam rilis itu.
"Jika perencanaan, mana mungkin sembilan ikhwan berbaju Muslim dengan identitas terbuka! Jika penghadangan, mana mungkin sembilan menghadang 200! Jika penusukan, mana mungkin sembilan ikhwan lebam-lebam, luka, patah tangan, bahkan ada yang tertusuk juga!" lebih lanjut.
Bahkan dalam rilis itu, FPI mengatakan ada dua orang pendeta HKBP yang membawa pisau dan pistol. "Kenapa dua pendeta yang membawa pistol dan menembakkannya ke arah warga pada insiden 8 Agustus 2010 tidak ditangkap? Kenapa dua jemaat HKBP yang membawa pisau saat insiden 12 September 2010 sudah ditangkap lalu dilepaskan? Kenapa jemaah HKBP yang memukul dan menusuk sembilan ikhwan tidak ditangkap?"
Saat ditanya apakah betul ada anggota FPI yang terluka, Kombes Boy Rafli Amar kembali menyatakan enggan berkomentar karena hal itu adalah hal nyang sensitif. "Saya lihat dulu, saya nggak mau komentar kalau belum lihat. Ini kan masalah sensitif," tandasnya.
Source : Inilah.com
2 Komentar:
wah..wahh...berita ini terlewat ama MEDIA YA...apa emang sengaja di lewatkan ya.....yang saya tau juga begitu tu..saya liat sendiri.. kalo dari warga bekasinya juga ada yang tertusuk.....mana ni keadilan dan kenetralan MEDIA-MEDIA....hmmmmmmm
Memang HKBP suka over acting, sikat batak semua
Post a Comment
Silahkan Komentar Nye-Pam terpaksa saya Hapus.