Tulisan ini tidak berhubungan dengan Pesta Blogger 2010, seperti biasa sebagai pencari recehan cuma menembak kata kunci, siapa tahu ada blogger mesum dengan wajah mupeng ... yang tersesat dari kata kunci Pesta Bugil, Pesta Sex atau Sex Party.
Jangan baca artikel ini sampai tuntas karena Bukan Soal Pestanya tak peduli judul titlenya "nu peunting mah KW na katoel", who knows dengan postingan "I Do Not Support Pesta Blogger 2010" blog ini bisa masuk ring satu di SERP Google.co.id di short tail Pesta. Kagok rugel ngahambur-hambur outbound link sakalian sundul menyundul di Long Tail Keyword jeung kang hendra lesmana di KW tidak Populer Pesta Blogger 2010 atanapi Logo Pesta Blogger.
Supados teu ngalanggar atanapi lepat ngutip urang gentos weh eusina ku judul nu sanes, danget ieu abdi milih sub judul Pesta Binatang 2010.
Kesiapan mereka justru hanya untuk menjadi petikan sang garuda.
Tante Since Kelinci adalah warga pendatang dari Kampung Sukarame, katanya ingin menyepi di Kampung Utan tapi ini bukan Kampung Utan di Ciputat Tanggerang akan tetapi Kampung yang benar-benar Hutan.
Ia ingin menikmati masa tuanya dengan aman, tentram, tetapi nyatanya .. Bosan, membosankan ! Lelah, melelahkan ! Kampung Utan terlalu membosankan, sangat melelahkan untuk Tante Since Kelinci yang notabene mantan seleb dan merasa ekslusif.
“Warga Kampung Utan itu baik !”. Ia merasa diperlakukan dengan wajar, sewajarnya, baik, sebaiknya. Tetapi ternyata : “Tidak asyik !” , katanya. Ia ingin yang tidak wajar di Kampung Utan : Berpesta ! Berdansa ! Bergaya-gaya !
Masalahnya adalah : Memangnya ada pesta tiba-tiba, tanpa maksud dan tujuannya di Kampung Utan ? Jawabannya adalah : tidak, tidak, tidak !
Warga Kampung Utan terlalu tertib, malu-malu kucing untuk bertingkah spontan seperti itu. Bila Tante Since ingin berpesta, berdansa, bergaya-gaya, ia harus mencari alasan, untuk membuat pestanya sendiri, jangan sampai membuat Pesta Bugil sambil berkaca .. berbahaya, sekarang lagi musim Foto yang Bocor, Video Bocor ataupun Email yang Bocor.
Pesta Binatang 2010 ! Begitulah ide pesta itu datang, diambil, dijadikan alasan untuk berpesta. Karena Tante Since selain mantan seleb juga makelar kodok papan atas dan calo kupu-kupu yang bekerja jadi PSK kelas atas, tidak sulit untuk mengumpulkan dana bahkan kucuran bantuan dari perwakilan binatang hutan asingpun bisa mengalir.
Lalu Tante Since Kelinci membuat, mengedarkan undangan pestanya ke seluruh warga di Kampung Utan, tanpa terkecuali !. Datang, datanglah !. Ayo berduyun-duyun, berjejal-jejal. Ai, ai, ai.
Heboh, heboh, heboh. Undangan cantik, dengan dress code : pakaian pesta, acara utama : berdansa, betul-betul membuat riuh warga Kampung Utan.
Apa itu dress code ? Apa itu berdansa ? Mereka berpura-pura sibuk bertanya, walaupun sudah tahu jawabannya. Sejujurnya mereka ingin segera berpesta, berdansa, bergaya-gaya !
Di depan pintu rumah, Tante Since Kelinci sibuk menyambut para tamunya yang mayoritas Burung Beo, Cucakrawa dan Bunglon. Ia bergaya ala Miss Pinky dengan kostum gypsy, ditambah topi lebar, kaca mata besar, dan lipstick tebal. Ai, ai, ai, betapa gayanya.
Terperangah ! Warga Kampung Utan terkejut, takjub. Matanya terbeliak kaget tak ada habis-habisnya. Bibirnya berdecak kagum tak ada putus-putusnya. Sungguh berbeda ! Sungguh bergaya !
Diam-diam mereka menyesali dandanannya dan di lubuk hati yang paling dalam menyesali kedatangannya, yang nyatanya biasa-biasa saja. Iya ! Bila dibandingkan dengan Tante Since Kelinci, mereka kelihatan tak berselera, kurang bergairah, tidak bergaya. Waduh, waduh, waduh.
Musik keras. Ged'bam, ged'bum, bam, bim, bum ... membius warga untuk melupakan penampilannya. Seperti tersihir, mereka tergerak, lalu bergerak, berdansa ! Hop, hop, hop... belok sini, putar sana, ayoo .. melompat ! Satu, dua, tiga. Cihuy !
Lalu gaya lainnya dicoba. Belok ke sana, lompat ke situ, lalu berputar ! terus berputar, terus melompat .. Wow ! .. Ho, ho, ho ! Semua warga gembira, tertawa-tawa, Tante Since Kelincipun ceria, bahagia.
Ketika matahari terbit, para tamu segera pamit. Lelah tubuhnya, puas batinnya. Mereka berjanji untuk datang lagi, bila Tante Since Kelinci mengundangnya kembali di Pesta Binatang tahun depan.
Sst.. jangan berisik ! Lihat itu Tante Since Kelinci bermalas-malasan di tempat tidur. Perhatikan tangannya yang terus melingkari angka 24 di setiap bulan, di kalender duduknya. Sedang apa sih ? Kamu tahu sendiri’kan jawabannya ?
Apa alasan berpestanya nanti ? Sepertinya tidak penting ! Karena yang terpenting adalah menyenangkan seluruh warga di Kampung Utan dan terutama dirinya sendiri. Berpesta ! Berdansa ! Bergaya-gaya ! Ai, ai,ai. Kumpul kumpul serta ha ha hi hi, photo photo dan makan makan !
It's My Party - Rat In Hats Video
Sang Garuda Bebek dan Ayam Horn
Seluruh binatang di hutan pusing oleh kelakuan sang garuda, raja mereka. Yang tak pusing cuma sebagian kecil hewan yang dekat dengan sang garuda. misalnya, burung beo, cucakrawa, atau bunglon. dulu musang yang pakai bulu ayam juga bikin pusing.
Tapi sekarang sudah berkurang terutama karena bulu musang sendiri lama-lama menjadi terasa indah dan ternyata menyenangkan.
Kenapa pusing, pokok soalnya ialah kebijaksanaan sang garuda yang cenderung memperbanyak jumlah perternakan bebek dan ayam horn.
Ini berbahaya. sebab kalau populasi bebek terus meningkat, bangsa binatang kelak bisa benar-benar kehilangan watak. tiap siang dan malam hari di seantero hutan hanya akan terdengar suara wekwekwekwek tanpa henti, dan karena akhirnya bebek menjadi mayoritas penduduk, maka barang siapa tak bisa mengucapkan wekwekwek pasti malang nasibnya.
Apalagi kalau bebek selalu memperoleh tempat utama di hati sang Garuda maupun di semua sendi pemerintahannya. Lebih celaka lagi kalau Dewan Perwakilan Bianatang dan Badan Pengadilan Binatang ternyata terdiri dari bebek-bebek juga.
Sebab sudah menjadi hukum sejarah hutan mana pun. Mereka tak mampu, bahkan memang akhirnya kurang bersedia memegang kedaulatan penduduk hutan dalam arti yang sebenarnya.
Kesiapan mereka justru hanya untuk menjadi petikan sang garuda. Dan untuk itu, raja yang jeli otaknya, yang tahu persis keadaan mental para bebek, cukuplah menyediakan bagi mereka kandang-kandang yang beralaskan permadani, pedati-pedati yang terbuat dari perak dan emas, serta rajin membawa bebek-bebek itu ke sungai susu, dan disana para bebek itu ramai-ramai berpesta Binatang dengan hura-hura makan bekicot, kecebong, ulat, katak, atau binatang-binatang kecil lainnya.
Dengan begitu maka para bebek akan senantiasa mematuhi kehendak sang garuda. Jika ditanya. "Setuju, Saudara-saudara?" maka mereka menjawab serentak "wekwekwek" sampai bergaung ke seluruh hutan.
Kemudian ayam horn. Ini tipikal binatang abad pintar hasil impor sang garuda dari hutan seberang. Jenis binatang yang bukan ciptaan "murni" Dewa Binatang melainkan buah persialangan teknologis : tak diperlukan kehadirannya sebagai dirinya sendiri, melainkan sekedar untuk diperas telurnya serta di sembelih.
Jadinya ayam itu termasuk jenis binatang yang menyebalkan. Terlalu manja, ringkih badan maupun jiwanya. Harus selalu enak makan, mudah diserang penyakit, tak mampu bertarung dan gampang mati.
Dengan satu sentuhan kecildari sesuatu yang asing, akan pingsan. Karena itu senantiasa perlu dilindungi dari angin, atau sentuhan tangan yang bukan tangan tuannya.
Bahkan dipilih ruangan yang khusus dan tersembunyi. sebab kalau sampai berada dijalanan umum, cacing-cacing pun dengan gagah akan menyerbu dan menyergapnya. Atau kalau selamat, justru bisa terdidik jadi ayam kampung yang suka bandel.
Toh umumnya ayam horn takut membayangkan dirinya menjadi ayam kampung : terlalu spekulatif dalam cari makan, sehingga hari depan kurang terjamin. Padahal ayam horn ini sungguh-sungguh tak tahan lapar. Takut melarat. dan amat suka bersolek.
Maka demi segala kehidupan dan kematian, tidaklah sekali-kali Dewa Hutan pernah menghendaki lahirnya jenis binatang begini, binatang yang tak hewani ini. Sungguh memalukan. semua pepohonan, air, dan tanah pasti ikut merasa wirang, bahkan langit pun. lihatlah, segera memalingkan wajah.
Namun dalam keprihatinannya, penduduk hutan juga menyadari bahwa kesalahan tidak bisa ditimpakan sepenuhnya kepada ayam horn. Mereka hanya pihak yang dirancang, dicetak dan digiring. mereka sekedar kelemahan yang dimanfaatkan, keterpaksaan yang dieksploitasi, kerendahan yang diinjak-injak.
adapun yang paling menyedihkan dari ayam horn ialah bahwa mereka sendiri tak menyadari keadaan mereka, sehingga tak perlu merasa memberontak dari keadaannya. tentu bukan salah bunda mengandung, melainkan salah sejarah, yakni ibu tirinya.
seluruh binatang hutan pusing oleh kelakuan sang garuda. raja mereka. Yang tidak pusing cuma sebagian kecil hewan yang dekat dengan sang garuda. misalnya burung beo, cucakrawa atau bunglon itu…
source : Slilit Sang Kyai & Komedi Binatang di Kampung Utan
Jangan baca artikel ini sampai tuntas karena Bukan Soal Pestanya tak peduli judul titlenya "nu peunting mah KW na katoel", who knows dengan postingan "I Do Not Support Pesta Blogger 2010" blog ini bisa masuk ring satu di SERP Google.co.id di short tail Pesta. Kagok rugel ngahambur-hambur outbound link sakalian sundul menyundul di Long Tail Keyword jeung kang hendra lesmana di KW tidak Populer Pesta Blogger 2010 atanapi Logo Pesta Blogger.
Supados teu ngalanggar atanapi lepat ngutip urang gentos weh eusina ku judul nu sanes, danget ieu abdi milih sub judul Pesta Binatang 2010.
Kesiapan mereka justru hanya untuk menjadi petikan sang garuda.
Dan untuk itu, raja yang jeli otaknya, yang tahu persis keadaan mental para bebek, cukuplah menyediakan bagi mereka kandang-kandang yang beralaskan permadani, pedati-pedati yang terbuat dari perak dan emas, serta rajin membawa bebek-bebek itu ke sungai susu, dan disana para bebek itu ramai-ramai berPesta dengan hura-hura makan bekicot, kecebong, ulat, katak, atau binatang-binatang kecil lainnya.Tua ! Tante Since Kelinci sudah tua. Tetapi karena suka berpesta, berdansa, lalu bergaya-gaya, ia kelihatan awet muda. Betul ! Seperti remaja saja. Wow !
Dengan begitu maka para bebek akan senantiasa mematuhi kehendak sang garuda. Jika ditanya. "Setuju, Saudara-saudara?" maka mereka menjawab serentak "wekwekwek" sampai bergaung ke seluruh hutan.
Tante Since Kelinci adalah warga pendatang dari Kampung Sukarame, katanya ingin menyepi di Kampung Utan tapi ini bukan Kampung Utan di Ciputat Tanggerang akan tetapi Kampung yang benar-benar Hutan.
Ia ingin menikmati masa tuanya dengan aman, tentram, tetapi nyatanya .. Bosan, membosankan ! Lelah, melelahkan ! Kampung Utan terlalu membosankan, sangat melelahkan untuk Tante Since Kelinci yang notabene mantan seleb dan merasa ekslusif.
“Warga Kampung Utan itu baik !”. Ia merasa diperlakukan dengan wajar, sewajarnya, baik, sebaiknya. Tetapi ternyata : “Tidak asyik !” , katanya. Ia ingin yang tidak wajar di Kampung Utan : Berpesta ! Berdansa ! Bergaya-gaya !
Masalahnya adalah : Memangnya ada pesta tiba-tiba, tanpa maksud dan tujuannya di Kampung Utan ? Jawabannya adalah : tidak, tidak, tidak !
Warga Kampung Utan terlalu tertib, malu-malu kucing untuk bertingkah spontan seperti itu. Bila Tante Since ingin berpesta, berdansa, bergaya-gaya, ia harus mencari alasan, untuk membuat pestanya sendiri, jangan sampai membuat Pesta Bugil sambil berkaca .. berbahaya, sekarang lagi musim Foto yang Bocor, Video Bocor ataupun Email yang Bocor.
Pesta Binatang 2010 ! Begitulah ide pesta itu datang, diambil, dijadikan alasan untuk berpesta. Karena Tante Since selain mantan seleb juga makelar kodok papan atas dan calo kupu-kupu yang bekerja jadi PSK kelas atas, tidak sulit untuk mengumpulkan dana bahkan kucuran bantuan dari perwakilan binatang hutan asingpun bisa mengalir.
Lalu Tante Since Kelinci membuat, mengedarkan undangan pestanya ke seluruh warga di Kampung Utan, tanpa terkecuali !. Datang, datanglah !. Ayo berduyun-duyun, berjejal-jejal. Ai, ai, ai.
Heboh, heboh, heboh. Undangan cantik, dengan dress code : pakaian pesta, acara utama : berdansa, betul-betul membuat riuh warga Kampung Utan.
Apa itu dress code ? Apa itu berdansa ? Mereka berpura-pura sibuk bertanya, walaupun sudah tahu jawabannya. Sejujurnya mereka ingin segera berpesta, berdansa, bergaya-gaya !
Di depan pintu rumah, Tante Since Kelinci sibuk menyambut para tamunya yang mayoritas Burung Beo, Cucakrawa dan Bunglon. Ia bergaya ala Miss Pinky dengan kostum gypsy, ditambah topi lebar, kaca mata besar, dan lipstick tebal. Ai, ai, ai, betapa gayanya.
Terperangah ! Warga Kampung Utan terkejut, takjub. Matanya terbeliak kaget tak ada habis-habisnya. Bibirnya berdecak kagum tak ada putus-putusnya. Sungguh berbeda ! Sungguh bergaya !
Diam-diam mereka menyesali dandanannya dan di lubuk hati yang paling dalam menyesali kedatangannya, yang nyatanya biasa-biasa saja. Iya ! Bila dibandingkan dengan Tante Since Kelinci, mereka kelihatan tak berselera, kurang bergairah, tidak bergaya. Waduh, waduh, waduh.
Musik keras. Ged'bam, ged'bum, bam, bim, bum ... membius warga untuk melupakan penampilannya. Seperti tersihir, mereka tergerak, lalu bergerak, berdansa ! Hop, hop, hop... belok sini, putar sana, ayoo .. melompat ! Satu, dua, tiga. Cihuy !
Lalu gaya lainnya dicoba. Belok ke sana, lompat ke situ, lalu berputar ! terus berputar, terus melompat .. Wow ! .. Ho, ho, ho ! Semua warga gembira, tertawa-tawa, Tante Since Kelincipun ceria, bahagia.
Ketika matahari terbit, para tamu segera pamit. Lelah tubuhnya, puas batinnya. Mereka berjanji untuk datang lagi, bila Tante Since Kelinci mengundangnya kembali di Pesta Binatang tahun depan.
Sst.. jangan berisik ! Lihat itu Tante Since Kelinci bermalas-malasan di tempat tidur. Perhatikan tangannya yang terus melingkari angka 24 di setiap bulan, di kalender duduknya. Sedang apa sih ? Kamu tahu sendiri’kan jawabannya ?
Apa alasan berpestanya nanti ? Sepertinya tidak penting ! Karena yang terpenting adalah menyenangkan seluruh warga di Kampung Utan dan terutama dirinya sendiri. Berpesta ! Berdansa ! Bergaya-gaya ! Ai, ai,ai. Kumpul kumpul serta ha ha hi hi, photo photo dan makan makan !
Sang Garuda Bebek dan Ayam Horn
Seluruh binatang di hutan pusing oleh kelakuan sang garuda, raja mereka. Yang tak pusing cuma sebagian kecil hewan yang dekat dengan sang garuda. misalnya, burung beo, cucakrawa, atau bunglon. dulu musang yang pakai bulu ayam juga bikin pusing.
Tapi sekarang sudah berkurang terutama karena bulu musang sendiri lama-lama menjadi terasa indah dan ternyata menyenangkan.
Kenapa pusing, pokok soalnya ialah kebijaksanaan sang garuda yang cenderung memperbanyak jumlah perternakan bebek dan ayam horn.
Ini berbahaya. sebab kalau populasi bebek terus meningkat, bangsa binatang kelak bisa benar-benar kehilangan watak. tiap siang dan malam hari di seantero hutan hanya akan terdengar suara wekwekwekwek tanpa henti, dan karena akhirnya bebek menjadi mayoritas penduduk, maka barang siapa tak bisa mengucapkan wekwekwek pasti malang nasibnya.
Apalagi kalau bebek selalu memperoleh tempat utama di hati sang Garuda maupun di semua sendi pemerintahannya. Lebih celaka lagi kalau Dewan Perwakilan Bianatang dan Badan Pengadilan Binatang ternyata terdiri dari bebek-bebek juga.
Sebab sudah menjadi hukum sejarah hutan mana pun. Mereka tak mampu, bahkan memang akhirnya kurang bersedia memegang kedaulatan penduduk hutan dalam arti yang sebenarnya.
Kesiapan mereka justru hanya untuk menjadi petikan sang garuda. Dan untuk itu, raja yang jeli otaknya, yang tahu persis keadaan mental para bebek, cukuplah menyediakan bagi mereka kandang-kandang yang beralaskan permadani, pedati-pedati yang terbuat dari perak dan emas, serta rajin membawa bebek-bebek itu ke sungai susu, dan disana para bebek itu ramai-ramai berpesta Binatang dengan hura-hura makan bekicot, kecebong, ulat, katak, atau binatang-binatang kecil lainnya.
Dengan begitu maka para bebek akan senantiasa mematuhi kehendak sang garuda. Jika ditanya. "Setuju, Saudara-saudara?" maka mereka menjawab serentak "wekwekwek" sampai bergaung ke seluruh hutan.
Kemudian ayam horn. Ini tipikal binatang abad pintar hasil impor sang garuda dari hutan seberang. Jenis binatang yang bukan ciptaan "murni" Dewa Binatang melainkan buah persialangan teknologis : tak diperlukan kehadirannya sebagai dirinya sendiri, melainkan sekedar untuk diperas telurnya serta di sembelih.
Jadinya ayam itu termasuk jenis binatang yang menyebalkan. Terlalu manja, ringkih badan maupun jiwanya. Harus selalu enak makan, mudah diserang penyakit, tak mampu bertarung dan gampang mati.
Dengan satu sentuhan kecildari sesuatu yang asing, akan pingsan. Karena itu senantiasa perlu dilindungi dari angin, atau sentuhan tangan yang bukan tangan tuannya.
Bahkan dipilih ruangan yang khusus dan tersembunyi. sebab kalau sampai berada dijalanan umum, cacing-cacing pun dengan gagah akan menyerbu dan menyergapnya. Atau kalau selamat, justru bisa terdidik jadi ayam kampung yang suka bandel.
Toh umumnya ayam horn takut membayangkan dirinya menjadi ayam kampung : terlalu spekulatif dalam cari makan, sehingga hari depan kurang terjamin. Padahal ayam horn ini sungguh-sungguh tak tahan lapar. Takut melarat. dan amat suka bersolek.
Maka demi segala kehidupan dan kematian, tidaklah sekali-kali Dewa Hutan pernah menghendaki lahirnya jenis binatang begini, binatang yang tak hewani ini. Sungguh memalukan. semua pepohonan, air, dan tanah pasti ikut merasa wirang, bahkan langit pun. lihatlah, segera memalingkan wajah.
Namun dalam keprihatinannya, penduduk hutan juga menyadari bahwa kesalahan tidak bisa ditimpakan sepenuhnya kepada ayam horn. Mereka hanya pihak yang dirancang, dicetak dan digiring. mereka sekedar kelemahan yang dimanfaatkan, keterpaksaan yang dieksploitasi, kerendahan yang diinjak-injak.
adapun yang paling menyedihkan dari ayam horn ialah bahwa mereka sendiri tak menyadari keadaan mereka, sehingga tak perlu merasa memberontak dari keadaannya. tentu bukan salah bunda mengandung, melainkan salah sejarah, yakni ibu tirinya.
seluruh binatang hutan pusing oleh kelakuan sang garuda. raja mereka. Yang tidak pusing cuma sebagian kecil hewan yang dekat dengan sang garuda. misalnya burung beo, cucakrawa atau bunglon itu…
source : Slilit Sang Kyai & Komedi Binatang di Kampung Utan
11 Komentar:
wah mantap ni bang
Wahahahah 100x eta judul mani satuju pisa :)
bukan soal pestanya... wakakakakakaka
loh, bukannya ini postingan lama kang tuzi?eh iya kumpulblogger matre teu ajak ajak lah
@ Tofik : Cuma repost boss
@ Master Cuankie : Test Drive Sob ...araya kawantun teu diajak tarung :)) biasanya nyarumput na bo'ol upami diajak ngeusang teh ;))
@ Andy MSE : Ahh cuma sekedar postingan sob, Toh tidak akan membuat hidup mati kita ... santai saja wkwkwkwkwkwkwk
@ Blackgerry Indonesia : Iya sob cuma ganti judul iseng aza tembak KW Pesta para Binatang 2010 tuing2 ;)
Sampe sekarang belum terlalu mudeng mengenai pro kontra Pesta Blogger, jadi belum bisa komentar banyak. Denger2 sih anggarannya gede banget ya, ampe 1 miliar utk 1 tahun?
Kok bisa gak support ni...sama dong
Hehe kirain apa,,, wkwkwkw
sekarang, setelah pesta usai, ada komentar?
@Tege : Sowryy Tante No Comment coz PB 2010 has no special meaning. Held or not, for me it makes no difference alias it's the same. I do not care ... But does not mean I hate Blogger Party, No, I really have no sense ;)
Ayo diadakan aja pesta blogger seluruh Indonesia, pasti seru dan menambah keakraban
Post a Comment
Silahkan Komentar Nye-Pam terpaksa saya Hapus.