====================================
Dedicated to : My inspiration’s .... yang pernah singgah dan menghuni "hati" ...Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan mengampuni kekhilafan serta overloadnya dosa yang telah aku titi.. " Amor vincit omnia.
====================================
Saya dan kita semua bisa ikut menakar ... : berapa benarnya, berapa salahnya, mana baiknya, mana buruknya. Di level mana saja benar salah baik buruknya itu: level moral, level hukum formal, level ilmiah, level kultural, atau apapun. Sambil wanti-wanti kepada diri sendiri melalui firmah Allah: “Janganlah kebencianmu kepada seseorang membuatmu bersikap tidak adil”.
Akan tetapi bisa jadi hasil penilaian kita tidak seratus persen sama dengan al-lathif, Yang Maha Lembut itu. Yang kita ketahui hanya satu, yang tak kita ketahui tak terhingga jumlahnya. The real judge adalah Allah swt. Kita mungkin tidak pernah siap untuk melihat dan menerima kenyataan bahwa seseorang yang ‘kita nikmati dalam kebencian’ dan kita sebut iblis, ternyata bisa juga ingin memperbaiki diri. Lebih tidak siap lagi membayangkan bahwa ia bertobat. Kita memerlukan orang jahat tetap sebagai orang jahat, demi kelegaan hati kita. Kita katakan kepada diri kita sendiri: “... itu pengiiin banget lho masuk neraka! Sehingga dia terus mengincar, mencopet, menipu, berkhianat, penjahat Kel****....”
Tuhan, mbok saya ini Panjenengan ajari bagaimana mampu ngomong tidak. Tidak yang biasa-biasa saja deh, enggak usah yang pake tanda seru atau tanda penthung. Soalnya yang gagah kan cuma Panjenengan. Buat apa saya nyeru-nyeru atau menthung-menthung. Hanya Panjenenganlah yang Maha Tanda Seru. Karena itu saya ingin berguru toh tidak akan jadi berkurang atau lebih ilmu-Mu.
Ngomong tidak itu kelihatannya gampang, tapi walah ! bisa-bisa saya modar. Padahal banyak sekali lho yang harus saya tidak-in. Panjenengan kayak yang gak tahu aja.
Misalnya ada yang bilang kaki ayam itu dua dan kaki saya juga dua, Maka Ayam sama dengan saya. Enggak lucu ya ? Tapi panjenengan khan tahu karena ayam itu kecil dan saya besar maka saya makan ayam. Contoh lain amat banyak seperti bintang kecil menghias angkasa, tapi itu off the record, kita sama-sama tahu deh.
Tetapi ngomong tidak kan sukar. Memang ada tidak yang tanpa kata tidak. Misalnya dengan cukup diam, atau tidak mengakui semua tuduhannya dan tidak mengerjakan apa yang diperintahnya, dianjurkan, dikondisikan dan diinginkan untuk memuaskan dendam dan sakit hati mereka.
Tapi kan gawat, mereka tidak akan puas kalo saya tidak menghakimi diri sendiri dan saya iya-in. Vox Populi mungkin Vox dei but Vox Dei Bukan Vox Populi, habis kepada siapa lagi saya minta jaminan ? Wong satu-satunya jaminan hanyalah segala sesuatu yang umumnya saya tidak-kan.
Edan apa hidup sudah begitu sumpek ? Panjenengan pasti pura-pura bertanya demikian. Dan Panjenengan pasti sudah tahu tanpa pengetahuan, bisa mengerti tanpa pengertian,bisa memahami tanpa pendalaman, bisa melihat tanpa penglihatan bahkan bisa bersabar tanpa beban kesabaran. Tapi saya ?
Sumpek sih tidak tapi, cuma baik dan buruk kan sudah saling terkait, halal dan haram sukar untuk dipilahkan, Dosa dan pahala susah untuk dikategorikan.
Sebab intinya bukan hanya pada perbuatan saya itu adalah bagian dari putaran mesin yang entah apa kategorinya dalam catatan malaikat.
Panjenengan kan tahu ada tidak yang nampak seperti ya, sementara ya kelihatan seperti tidak.
Ya seakan-akan tidak , Tidak seolah-olah Ya ... ada Ya yang ketidak-tidak'an, ada tidak yang keiya-iya'an. Ya bisa disulap menjadi tidak .. Tidak bisa dijelmakan menjadi Ya.
Orang Ya disuruh bilang Tidak ... orang Tidak bisa dipaksa bilang Ya
Kalau saya bilang Ya ... mungkin lebih membuat mereka senang.
Tapi kalau bilang tidak ... walah .. hati menjadi sepi Gendruwo mentertawai saya.
Ah, Tuhan ... Panjenengan ini bisa-bisa aja bikin cerita. Sekali-kali pinjam deh secuil mrifat Panjenengan, agar saya mampu melihat secara benar tanpa emosional cerita karangan itu. Juga kalau boleh telinga Panjenengan, untuk mendengarkan dengan hati tentram, serta tangan Panjenengan untuk menggenggam Air Bah kenyataan.
Siapapun yang pernah menabur angin ... harus siap menuai Badai ... tapi
Tidak semua saya Iya-in dan tidak semua juga saya Tidak-in.
Kalau saya bilang Iya ... mereka anggap saya 'bangga' dengan kesalahan yang telah saya perbuat.
Kalau saya bilang Tidak ... mereka paksa untuk mengaku Ya.
Tapi tolong ... Panjenengan hakimi, adili dan hukum saya saja .... jangan ada skenario dan vonis Panjenengan untuk orang-orang yang berbaik hati ke saya dan terkena imbas dosa masa silam saya.
Habis mau nimba kemana lagi ? Minta tolong sama siapa ? minta pengertian siapa ? Belajar kepada siapa ? Berguru kepada siapa ? Ilmu, Teknologi, Batu, Roh, Angin, Matahari ? Buku ? Pedang atau Primbon masa lalu ? Tidak apa-apa kan kalau saya menangis merayu dan bersimpuh memohon-mohon pada Panjenengan.
Tetapi, saya yakin Panjenengan Bukannya membisu melainkan telinga saya yang budek.
Hey Kutu Kupret kok begitu murung ? Ah Panjenengan ini ndagel. Bukan soal murung atau riang ; itu kan gampang tinggal tekan kenop. Saya cuma mau bikin intro untuk dzikir tidak, tidak, tidak, tidak, sepanjang pagi siang sore malam pajar hari. Setidaknya dalam hati di napas dalam jantung dan aliran darah.
Soal cinta saya kepada 'dia' dulu :) Panjenengan jangan sangsikan.
Cuma sekarang ini lho ... ajari saya bagaimana membedakan Ya dan Tidak, tanpa hitung untung, tanpa embel-embel .. tanpa emosi dan berani atau kecut dan pengecut.
Kalau toh musti pakai topeng, hendaklah itu topeng produksi Panjenengan juga.
source : EAN Jombang, dudung
Dedicated to : My inspiration’s .... yang pernah singgah dan menghuni "hati" ...Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan mengampuni kekhilafan serta overloadnya dosa yang telah aku titi.. " Amor vincit omnia.
====================================
Saya dan kita semua bisa ikut menakar ... : berapa benarnya, berapa salahnya, mana baiknya, mana buruknya. Di level mana saja benar salah baik buruknya itu: level moral, level hukum formal, level ilmiah, level kultural, atau apapun. Sambil wanti-wanti kepada diri sendiri melalui firmah Allah: “Janganlah kebencianmu kepada seseorang membuatmu bersikap tidak adil”.
Akan tetapi bisa jadi hasil penilaian kita tidak seratus persen sama dengan al-lathif, Yang Maha Lembut itu. Yang kita ketahui hanya satu, yang tak kita ketahui tak terhingga jumlahnya. The real judge adalah Allah swt. Kita mungkin tidak pernah siap untuk melihat dan menerima kenyataan bahwa seseorang yang ‘kita nikmati dalam kebencian’ dan kita sebut iblis, ternyata bisa juga ingin memperbaiki diri. Lebih tidak siap lagi membayangkan bahwa ia bertobat. Kita memerlukan orang jahat tetap sebagai orang jahat, demi kelegaan hati kita. Kita katakan kepada diri kita sendiri: “... itu pengiiin banget lho masuk neraka! Sehingga dia terus mengincar, mencopet, menipu, berkhianat, penjahat Kel****....”
Tuhan, mbok saya ini Panjenengan ajari bagaimana mampu ngomong tidak. Tidak yang biasa-biasa saja deh, enggak usah yang pake tanda seru atau tanda penthung. Soalnya yang gagah kan cuma Panjenengan. Buat apa saya nyeru-nyeru atau menthung-menthung. Hanya Panjenenganlah yang Maha Tanda Seru. Karena itu saya ingin berguru toh tidak akan jadi berkurang atau lebih ilmu-Mu.
Ngomong tidak itu kelihatannya gampang, tapi walah ! bisa-bisa saya modar. Padahal banyak sekali lho yang harus saya tidak-in. Panjenengan kayak yang gak tahu aja.
Misalnya ada yang bilang kaki ayam itu dua dan kaki saya juga dua, Maka Ayam sama dengan saya. Enggak lucu ya ? Tapi panjenengan khan tahu karena ayam itu kecil dan saya besar maka saya makan ayam. Contoh lain amat banyak seperti bintang kecil menghias angkasa, tapi itu off the record, kita sama-sama tahu deh.
Tetapi ngomong tidak kan sukar. Memang ada tidak yang tanpa kata tidak. Misalnya dengan cukup diam, atau tidak mengakui semua tuduhannya dan tidak mengerjakan apa yang diperintahnya, dianjurkan, dikondisikan dan diinginkan untuk memuaskan dendam dan sakit hati mereka.
Tapi kan gawat, mereka tidak akan puas kalo saya tidak menghakimi diri sendiri dan saya iya-in. Vox Populi mungkin Vox dei but Vox Dei Bukan Vox Populi, habis kepada siapa lagi saya minta jaminan ? Wong satu-satunya jaminan hanyalah segala sesuatu yang umumnya saya tidak-kan.
Edan apa hidup sudah begitu sumpek ? Panjenengan pasti pura-pura bertanya demikian. Dan Panjenengan pasti sudah tahu tanpa pengetahuan, bisa mengerti tanpa pengertian,bisa memahami tanpa pendalaman, bisa melihat tanpa penglihatan bahkan bisa bersabar tanpa beban kesabaran. Tapi saya ?
Sumpek sih tidak tapi, cuma baik dan buruk kan sudah saling terkait, halal dan haram sukar untuk dipilahkan, Dosa dan pahala susah untuk dikategorikan.
Sebab intinya bukan hanya pada perbuatan saya itu adalah bagian dari putaran mesin yang entah apa kategorinya dalam catatan malaikat.
Panjenengan kan tahu ada tidak yang nampak seperti ya, sementara ya kelihatan seperti tidak.
Ya seakan-akan tidak , Tidak seolah-olah Ya ... ada Ya yang ketidak-tidak'an, ada tidak yang keiya-iya'an. Ya bisa disulap menjadi tidak .. Tidak bisa dijelmakan menjadi Ya.
Orang Ya disuruh bilang Tidak ... orang Tidak bisa dipaksa bilang Ya
Kalau saya bilang Ya ... mungkin lebih membuat mereka senang.
Tapi kalau bilang tidak ... walah .. hati menjadi sepi Gendruwo mentertawai saya.
Ah, Tuhan ... Panjenengan ini bisa-bisa aja bikin cerita. Sekali-kali pinjam deh secuil mrifat Panjenengan, agar saya mampu melihat secara benar tanpa emosional cerita karangan itu. Juga kalau boleh telinga Panjenengan, untuk mendengarkan dengan hati tentram, serta tangan Panjenengan untuk menggenggam Air Bah kenyataan.
Siapapun yang pernah menabur angin ... harus siap menuai Badai ... tapi
Tidak semua saya Iya-in dan tidak semua juga saya Tidak-in.
Kalau saya bilang Iya ... mereka anggap saya 'bangga' dengan kesalahan yang telah saya perbuat.
Kalau saya bilang Tidak ... mereka paksa untuk mengaku Ya.
Tapi tolong ... Panjenengan hakimi, adili dan hukum saya saja .... jangan ada skenario dan vonis Panjenengan untuk orang-orang yang berbaik hati ke saya dan terkena imbas dosa masa silam saya.
Habis mau nimba kemana lagi ? Minta tolong sama siapa ? minta pengertian siapa ? Belajar kepada siapa ? Berguru kepada siapa ? Ilmu, Teknologi, Batu, Roh, Angin, Matahari ? Buku ? Pedang atau Primbon masa lalu ? Tidak apa-apa kan kalau saya menangis merayu dan bersimpuh memohon-mohon pada Panjenengan.
Tetapi, saya yakin Panjenengan Bukannya membisu melainkan telinga saya yang budek.
Hey Kutu Kupret kok begitu murung ? Ah Panjenengan ini ndagel. Bukan soal murung atau riang ; itu kan gampang tinggal tekan kenop. Saya cuma mau bikin intro untuk dzikir tidak, tidak, tidak, tidak, sepanjang pagi siang sore malam pajar hari. Setidaknya dalam hati di napas dalam jantung dan aliran darah.
Soal cinta saya kepada 'dia' dulu :) Panjenengan jangan sangsikan.
Cuma sekarang ini lho ... ajari saya bagaimana membedakan Ya dan Tidak, tanpa hitung untung, tanpa embel-embel .. tanpa emosi dan berani atau kecut dan pengecut.
Kalau toh musti pakai topeng, hendaklah itu topeng produksi Panjenengan juga.
source : EAN Jombang, dudung
20 Komentar:
Memang susah mas, yang keliatan iya, ternyata tidak. yang keliatan tidak ternyata iya. Palagi banyak orang-orang "merasa" punya ilmu kebathinan tingkat tinggi hahaha... jadi suka ngasal ngomong dan nuduh hehehe
Org yg suka ngomong atau maksa org utk ngomong tidak, padahal iya.. atau ngomong iya, padahal tidak.., ada 2 kemungkinan.. Nggak punya pendirian, atau sangat berpendirian.. Pendiriannya sgt kuat, sebagai Ular kepala 2 (atau lebih).. Ada dimanapun, dihadapan siapapun, yg penting 'selamat' dan menghasilkan keuntungan utk diri sendiri..
Baik dan buruk tidak bisa ditakar atuh kang...hanya saja kita sebagai manusia yang menimbang dengan cara dan pemikiran kita.Ambil hikmah dari semua peristiwa.Percayalah janji Tuhan..."Semua akan indah pada waktunya" Tetap teguh pada ajaran-Nya..
-Peace&love-
Kebanyakan orang ngomong "tidak" susah karena merasa sungkan.
Hehehe...
yah semua kita kembalikan pd yg di Atas, baik buruk halal haram semua ada nilainya...baik bagi kita belum tentu baik bagi Tuhan....berdoa aja deh...tetep pada pendirian
halal haram hantam!
salam kenal!
sempet bingung sama tampilan blognya!
wekekekek
http://trendy.rasyid.net
sudut pandangnya 'agak beda' kelihatannya.... hemmm...
mas, aku ud link blognya gpp khan... siapa tau mas berkenan link balik.. he he.... lam kenal ya..
myBlog
tapi menurutku... kita sebaiknya jaga lisan kita..ntul..ndak..
sabar..sabar.... pasti ada hikmahnya
piss kang tozie, semoga semua berakhir dengan indah..
nafsu, emosi, sabar dan jujur adalah sebagian dari ribuan software yang dianugerahkan Sang Pencipta kepada manusia, tergantung kita bagaimana mengimplementasikan software itu pada program yang tepat, namun manusia tempat salah dan dosa software yg telah dibenamkan tdk selalu digunakan dengan benar. Ikhtifar..mas,memohon petunjuk sama Yang Membuat Hidup dan review perjalan hidup kita, kubur kesalahan masa lalu, perbaiki dan junjung harga diri,songsong hari depan penuh optimis. Mudah2an Sang Maha Agung mendengar dengan kekuasaanNya yang luar biasa menganugerahkan hidayahnya kepada orang2 yang berani menyesali keslahannya..Amin.
semoga ga berkepanjangan deh mas masalahnya turut prihatin atas semua ini
Kalau sebagian jawabannya "Iya" dan sebagian jawabannya "Tidak", maka jawabannya mungkin "oh yes oh no" Mas. :)
uuuupsss...
Kalau cewek ditanya koq diam, berarti "ya"
sy juga ngak terlalu tau artinya... :D
ra mudheng bahasamu kang!...
aku setuju sama bank_al.. jadinya oh yess oh nooo.... enak banget itu!
I Think, I'm On Your Side....
waduh.......asli keren nih...suka nih gw artikel gini bro... jarang2, sifatnya wawasan bgt, walau di padu dengan bhs yg sederhana.. good job bro...
hmmm... sumpah ! gue gak ngerti maksudnya... pokoknya yang udah terjadi biarin aja deh... gak usah dipikirin, yang belum terjadi bikin yyuuuukkkss... hehehhe
Manusia hanya bisa berusaha bang, sukses misi $$$$ dan menunggu tawaran rumus suksesnya...
Post a Comment
Silahkan Komentar Nye-Pam terpaksa saya Hapus.