"Semata-mata rasa takut saya pribadilah yang melahirkan tulisan ini. Tulisan ini tidak atas nama apapun dan tak mewakili siapapun, kecuali bersumber dari hati saya yang lemah"
Tapi dari mana hendak saya mulai ? sedemikian rumitnya. Daya tembus mata saya terbatas.
Bahasa saya tak sanggup menggenggam sesuatu yang hendak diucapkannya. Kata-kata saya seperti gelas pecah."
Bolehkah sastra islami bicara dan menyinggung masalah sex? Bolehkah Nge Blog berisi cerita sex / seks?
Memang, sex itu penuh kontradiksi. Di satu sisi, setiap orang menyukainya. Namun di sisi lain, masih banyak orang yang merasa tabu untuk bicara tentang sex.
Tragisnya, jika ada orang yang bicara tentang sex, seringkali yang dibahas adalah hal-hal yang berbau esek-esek dan cenderung porno. Padahal, pembicaraan tentang sex tidak harus seperti itu.
Dalam karya-karya seni pun (cerita fiksi, film, dan sebagainya), unsur sex yang ditampilkan lebih cenderung pada hal-hal seperti di atas: tidak jauh dari urusan nafsu birahi. Bahkan tragisnya, sex hanya digunakan sebagai daya tarik dari cerita tersebut, agar orang berduyun-duyun membaca atau menontonnya. Sex pun menjadi sebuah komoditas, hanya berfungsi sebagai bumbu penyedap, agar sebuah karya seni menjadi lebih menarik dan laku keras.
Beberapa tahun lalu, Garin Nugroho melakukan sebuah gebrakan lewat film "Cinta dalam Sepotong Roti". Saya belum menonton film ini. Dari sejumlah acara numpang dengar, saya tahu bahwa film ini bertemakan sex. Tapi uniknya, unsur sex di dalam film ini bukan sebagai bumbu penyedap. Garin menampilkan sex sebagai sebuah masalah, sebuah wacana yang mengalir bersama isi cerita. Yang ditampilkan di dalam film ini adalah sebuah masalah manusia yang berhubungan dengan sex.
Saya pun pernah membaca sebuah cerpen di majalah Kartini, beberapa tahun lalu, yang berjudul "Fantasi" (kalau tidak salah). Kisahnya tentang seorang suami yang sedang gundah karena belakangan ini istrinya "dingin sekali". Tak mau lagi diajak bermesraan. Ia ingin tahu apa sebabnya, tapi tak ada jawaban yang memuaskan.
Saya yakin teman-teman (khususnya yang sudah berkeluarga) pasti tahu, bahwa hal-hal seperti ini merupakan salah satu masalah yang bisa saja dihadapi oleh pasangan suami istri mana saja. Ya, masalah-masalah yang berhubungan dengan sex.
Film "Cinta dalam Sepotong Roti" dan cerpen "Fantasi" di atas, saya kira, adalah karya seni yang mencoba mengangkat tema sex tanpa harus terkesan vulgar. Mereka tidak mengumbar sex sebagai bumbu penyedap. Namun, sex justru ditempatkan sebagai Tema Utama.
Sekarang, kembali pada pertanyaan awal: Bolehkah karya seni islami bicara tentang sex? Bolehkah Nge Blog berisi cerita sex? Bukan Blog Porno atau Blog Bokep. tentang
Saya yakin, sex adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Maka, menurut saya, mengangkat masalah atau cerita sex di dalam karya seni islami adalah boleh-boleh saja.
Namun mungkin, kita perlu membuat semacam rambu-rambu :
Tapi memang, rambu-rambu di atas tetaplah harus diperhatikan. Dan terlepas dari semua itu, yang penting adalah niat si penulis sendiri. Selama niatnya memang baik, dan dilaksanakan dengan cara yang baik pula, Insya Allah tak ada yang salah dengan hadirnya (cerita) sex di dalam sastra islami atau Nge Blog.
Wallahu 'alam.
Maaf bila ada yang keliru. Mohon masukannya.
source : dari berbagai sumber
Tapi dari mana hendak saya mulai ? sedemikian rumitnya. Daya tembus mata saya terbatas.
Bahasa saya tak sanggup menggenggam sesuatu yang hendak diucapkannya. Kata-kata saya seperti gelas pecah."
Bolehkah sastra islami bicara dan menyinggung masalah sex? Bolehkah Nge Blog berisi cerita sex / seks?
Memang, sex itu penuh kontradiksi. Di satu sisi, setiap orang menyukainya. Namun di sisi lain, masih banyak orang yang merasa tabu untuk bicara tentang sex.
Tragisnya, jika ada orang yang bicara tentang sex, seringkali yang dibahas adalah hal-hal yang berbau esek-esek dan cenderung porno. Padahal, pembicaraan tentang sex tidak harus seperti itu.
Dalam karya-karya seni pun (cerita fiksi, film, dan sebagainya), unsur sex yang ditampilkan lebih cenderung pada hal-hal seperti di atas: tidak jauh dari urusan nafsu birahi. Bahkan tragisnya, sex hanya digunakan sebagai daya tarik dari cerita tersebut, agar orang berduyun-duyun membaca atau menontonnya. Sex pun menjadi sebuah komoditas, hanya berfungsi sebagai bumbu penyedap, agar sebuah karya seni menjadi lebih menarik dan laku keras.
Beberapa tahun lalu, Garin Nugroho melakukan sebuah gebrakan lewat film "Cinta dalam Sepotong Roti". Saya belum menonton film ini. Dari sejumlah acara numpang dengar, saya tahu bahwa film ini bertemakan sex. Tapi uniknya, unsur sex di dalam film ini bukan sebagai bumbu penyedap. Garin menampilkan sex sebagai sebuah masalah, sebuah wacana yang mengalir bersama isi cerita. Yang ditampilkan di dalam film ini adalah sebuah masalah manusia yang berhubungan dengan sex.
Saya pun pernah membaca sebuah cerpen di majalah Kartini, beberapa tahun lalu, yang berjudul "Fantasi" (kalau tidak salah). Kisahnya tentang seorang suami yang sedang gundah karena belakangan ini istrinya "dingin sekali". Tak mau lagi diajak bermesraan. Ia ingin tahu apa sebabnya, tapi tak ada jawaban yang memuaskan.
Saya yakin teman-teman (khususnya yang sudah berkeluarga) pasti tahu, bahwa hal-hal seperti ini merupakan salah satu masalah yang bisa saja dihadapi oleh pasangan suami istri mana saja. Ya, masalah-masalah yang berhubungan dengan sex.
Film "Cinta dalam Sepotong Roti" dan cerpen "Fantasi" di atas, saya kira, adalah karya seni yang mencoba mengangkat tema sex tanpa harus terkesan vulgar. Mereka tidak mengumbar sex sebagai bumbu penyedap. Namun, sex justru ditempatkan sebagai Tema Utama.
Sekarang, kembali pada pertanyaan awal: Bolehkah karya seni islami bicara tentang sex? Bolehkah Nge Blog berisi cerita sex? Bukan Blog Porno atau Blog Bokep. tentang
Saya yakin, sex adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Maka, menurut saya, mengangkat masalah atau cerita sex di dalam karya seni islami adalah boleh-boleh saja.
Namun mungkin, kita perlu membuat semacam rambu-rambu :
- sex tidak ditempatkan sebagai bumbu penyedab tapi 'tema utama'
- kalau terpaksa menampilkan "adegan intim", mungkin perlu ditampilkan dengan cara yang halus, tidak vulgar, sehingga (diharapkan) pembaca/penonton tidak sampai tergoda imannya :)
- karena tuntutan cerita atau alasan-alasan lain, bisa saja di dalam cerita tersebut terdapat adegan perzinahan, perselingkuhan, dan seterusnya. Namun secara umum, si penulis hendaknya bersikap bahwa hal-hal seperti itu tidak diperbolehkan dalam ajaran islam.
Tapi memang, rambu-rambu di atas tetaplah harus diperhatikan. Dan terlepas dari semua itu, yang penting adalah niat si penulis sendiri. Selama niatnya memang baik, dan dilaksanakan dengan cara yang baik pula, Insya Allah tak ada yang salah dengan hadirnya (cerita) sex di dalam sastra islami atau Nge Blog.
Wallahu 'alam.
Maaf bila ada yang keliru. Mohon masukannya.
source : dari berbagai sumber
10 Komentar:
one words....KEREN
nice blog deh guyz...
sex, no comment dech. kritik mas kayaknya gambarnya sedikit vulgar tuch :P
Gambarnya kaya cewe ngangkang ya? :D
whatdoor,,,,,,,,,,,,,,,,,
sex itukan nicmatgeng! Untuk yg haus sex.
jd saya rasa biasa aj X.
itu bener
nice blog and keep post ya....
mantab...................sex
Topiknya cukup begitu menarik. So sweettt lah... Tp pembahasannya harus good.
maksh dah sharing,btw itu gambarnya dapet dari mana mas?hehe
Post a Comment
Silahkan Komentar Nye-Pam terpaksa saya Hapus.