JAKARTA - Peserta didik olahraga beladiri seperti pencak silat, taekwondo, dan karate juga harus mendapat pengetahuan bagaimana cara mengendalikan emosi.
Jika tidak bentrok antarperguruan pencak silat seperti terjadi di Jombang, Jawa Timur, bisa saja sering terjadi.
Hal itu dikatakan Dosen Etika Universitas Indonesia Donny Gahral Adian saat berbincang dengan okezone, Selasa (15/11/2011).
"Saya kira ketika hanya diberikan kecakapan fisik tapi tidak diberikan kemampuan menahan dan mengendalikan diri tentu saja akan disalahgunakan untuk hal yang negatif," kata Donny.
Bentrok antara perguruan silat di Jombang bukanlah kejadian pertama. Kejadian ini kembali mengingatkan, masyarakat tidak hanya perlu diberikan keterampilan bersifat fisik. "Tapi nilai-nilai luhur, nilai ketauladan ini yang kurang," cetusnya.
Bentrokan antara perguruan pencak silat di Jombang, tambahnya bisa dikatakan hanya melibatkan sekelompok kecil tapi tentu saja bisa melebar jika terus dibiarkan.
Selain faktor pentingnya pemahaman bagaimanan menahan diri agar tidak menyalahgunakan keahliannya, faktor lain yang mengakibatkan ilmu ketangkasan disalahgunakan adalah kondisi ekonomi, pendidikan yang rendah, serta lokasi tempat berlatih.
"Ada yang lokasi atau tempat mereka berguru baik, tapi pemikiran dan ekonominya buruk, hasilnya juga tidak sesuai yang diharapkan. Jadi ketiganya harus saling melengkapi," paparnya.
Dengan begitu, bukan berarti perguruan silat di kampung jelek. Dia mmengatakan, orang yang belajar silat, karate, atau taekwondo tak lantas menjadi sombong.
"Tetap yang paling penting bagaimana cara mendidik jadi bukan karena manusia," tambahnya lagi.
Kejadian di Jombang juga memperlihatkan ada yang salah dengan sarana pendidikan di Indonesia. Pemerintah juga kurang memperhatikan tingginya antusias masyarakat dalam menekuni keterampilan bela diri.
"Seharusnya, organisasi yang memayungi seperti persatuan pencak silat tanggung jawab untuk menekankan pentingnya pendidikan dan mengendalikan emosi. Pemerintah harus bisa memperhatikan keberadaan mereka," pungkasnya. (tri)
0 Komentar:
Post a Comment
Silahkan Komentar Nye-Pam terpaksa saya Hapus.