Mbah Marijan Meninggal, 'Keraton' Merasa Gagal. Staf Khusus Kepresidenan Bidang Bencana dan Bantuan Sosial Andi Arief meminta maaf kepada masyarakat karena gagal melakukan upaya persuasif kepada juru kunci Gunung Merapi, Mbah Marijan.
"Mbah Marijan meninggal dunia. Sebulan lamanya stafsus sudah mendiskusikan dan mencari jalan agar zero korban dalam pengungsian," ujar Andi Arief kepada , Rabu (27/10/2010).
Mbah Marijan ditemukan wafat di dapur rumahnya dalam posisi sujud pukul 05.00 WIB, Rabu (27/10/2010). Tubuh sang juru kunci Gunung Merapi itu luka bakar akibat awan panas.
Jenazah Mbah Marijan kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Dr Sarjito Yogyakarta. Foto yang dilansir Mbah Marijan Oleh beberapa Media memperlihatkan jenazah Mbah Marijan yang telah dievakuasi dalam posisi sujud.
Selain itu, Andi Arief menyampaikan duka kepada wartawan Vivanews yang meninggal, yakni Yuniawan Wahyu Nugroho, dan relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Tutur Priyono saat ingin menjemput Mbah Marijan di rumahnya, Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
"Kepada wartawan vivanews, anggota PMI, TNI yang ikut meninggal dalam upaya meyakinkan dan mengajak Mbah Marijan turun mengungsi, kami menyatakan penghargaan yang tak terkira," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan, Mbah Maridjan ditemukan wafat di dapur rumahnya dalam posisi sujud, Rabu (27/10) sekitar pukul 05.00. Tubuhnya mengalami luka bakar.
Lokasi kediaman Mbah Marijan di Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, yang hanya berjarak lima kilometer dari puncak letusan Gunung Merapi. Hal ini sangat mengancam keselamatan Mbah Marijan.
Sebagai juru kunci, Mbah Marijan tak pernah mau meninggalkan Gunung Merapi. Lelaki renta berusia 83 tahun ini pernah mengatakan, "Kalau saya ikut ngungsi akan ditertawakan anak ayam".
"Mbah Marijan meninggal dunia. Sebulan lamanya stafsus sudah mendiskusikan dan mencari jalan agar zero korban dalam pengungsian," ujar Andi Arief kepada , Rabu (27/10/2010).
Mbah Marijan ditemukan wafat di dapur rumahnya dalam posisi sujud pukul 05.00 WIB, Rabu (27/10/2010). Tubuh sang juru kunci Gunung Merapi itu luka bakar akibat awan panas.
Jenazah Mbah Marijan kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Dr Sarjito Yogyakarta. Foto yang dilansir Mbah Marijan Oleh beberapa Media memperlihatkan jenazah Mbah Marijan yang telah dievakuasi dalam posisi sujud.
Foto Mayat Mbah Marijan Meninggal Dunia karena Letusan Gunung Merapi.
Selain itu, Andi Arief menyampaikan duka kepada wartawan Vivanews yang meninggal, yakni Yuniawan Wahyu Nugroho, dan relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Tutur Priyono saat ingin menjemput Mbah Marijan di rumahnya, Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
"Kepada wartawan vivanews, anggota PMI, TNI yang ikut meninggal dalam upaya meyakinkan dan mengajak Mbah Marijan turun mengungsi, kami menyatakan penghargaan yang tak terkira," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan, Mbah Maridjan ditemukan wafat di dapur rumahnya dalam posisi sujud, Rabu (27/10) sekitar pukul 05.00. Tubuhnya mengalami luka bakar.
Lokasi kediaman Mbah Marijan di Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, yang hanya berjarak lima kilometer dari puncak letusan Gunung Merapi. Hal ini sangat mengancam keselamatan Mbah Marijan.
Sebagai juru kunci, Mbah Marijan tak pernah mau meninggalkan Gunung Merapi. Lelaki renta berusia 83 tahun ini pernah mengatakan, "Kalau saya ikut ngungsi akan ditertawakan anak ayam".
3 Komentar:
Sungguh mulia mbah Maridjan.
Semoga amal ibadah beliau d terima disisi-Nya.
aminnn
saya sangat terkejut melihat mbah maridjan meninggal dunia
mbah marijan harus di kenang
Post a Comment
Silahkan Komentar Nye-Pam terpaksa saya Hapus.