Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada hari ini harus menjadi tonggak bagi pemerintah untuk menata kebijakan pangan nasional. Lebih-lebih, berdasarkan indeks kelaparan global (global hunger index) yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Indonesia termasuk negara yang 'serius' terancam rawan pangan.
Hari Pangan Sedunia, Level 'serius' hanya setingkat lebih baik daripada 'mengkhawatirkan', atau dua tingkat lebih baik daripada 'sangat mengkhawatirkan' yang merupakan kategori terjelek rawan pangan.
Indeks tersebut bukan isapan jempol. Di sejumlah wilayah di Indonesia bagian timur, seperti Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara Timur (NTT), rawan pangan masih terus terjadi.
Di NTT, misalnya, data Aliansi untuk Desa Sejahtera menunjukkan dari total 2.500 desa, hampir separuh (1.200 desa) terkena rawan pangan. Hal itu karena distribusi tidak merata.
Pengamat sosial ekonomi bidang pertanian Khudori mengingatkan rawan pangan akan tetap terjadi di kantong-kantong kemiskinan. "Secara nasional tidak akan terjadi rawan pangan, tapi di kantong-kantong kemiskinan akan tetap terjadi," ujarnya ketika dihubungi Media Indonesia, kemarin.
Kemiskinan membuat masyarakat tidak memiliki daya beli. Karena itu, terjadilah rawan pangan.
Menurut Khudori, Kementerian Pertanian pernah membuat peta rawan pangan sebanyak dua kali, yaitu pada 2005 dan 2009. Namun, dari dua peta itu tidak ada perkembangan signifikan.
"NTT masih masuk, Papua, Papua Barat, beberapa daerah di Sulawesi, bahkan di beberapa daerah Jawa yang merupakan lumbung beras ada yang masuk dalam peta itu," imbuhnya.
Secara nasional ketersediaan pangan Indonesia, khususnya beras, bisa mencapai 3.000 kilogram per kapita per tahun. "Tapi data itu tidak selalu mencerminkan di rumah tangga," tandas Khudori.
Saat menanggapi ancaman rawan pangan, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi menyatakan ada lima hal yang menjadi perhatian dalam penanganan rawan pangan. Salah satu di antaranya membuat mekanisme deteksi dini atas kejadian masalah pangan hingga ke tingkat rumah tangga (lihat grafik).
"Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mulai mengembangkan sistem pendataan dari data zakat fitrah. Ini merupakan inovasi yang bagus dan tepat sasaran," kata Bayu Krisnamurthi di Kantor Kementerian Pertanian, kemarin.
Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Subagio memperkirakan awal tahun 2011 akan terjadi rawan pangan akibat cuaca ekstrem. Ia menuturkan, negara-negara di dunia tengah memenuhi kebutuhan pangan mereka masing-masing.
"Saat ini, negara-negara Timur Tengah sudah memesan pangan dari Vietnam. Itu juga dilakukan Filipina. Bahkan, China juga sudah melakukan impor," paparnya.
Vietnam dan Thailand ada kemungkinan menolak ekspor lantaran tengah mengamankan kebutuhan dalam negeri mereka. "Indonesia harus mempersiapkan hal serupa."
Hari Pangan Sedunia, Level 'serius' hanya setingkat lebih baik daripada 'mengkhawatirkan', atau dua tingkat lebih baik daripada 'sangat mengkhawatirkan' yang merupakan kategori terjelek rawan pangan.
Indeks tersebut bukan isapan jempol. Di sejumlah wilayah di Indonesia bagian timur, seperti Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara Timur (NTT), rawan pangan masih terus terjadi.
Di NTT, misalnya, data Aliansi untuk Desa Sejahtera menunjukkan dari total 2.500 desa, hampir separuh (1.200 desa) terkena rawan pangan. Hal itu karena distribusi tidak merata.
Pengamat sosial ekonomi bidang pertanian Khudori mengingatkan rawan pangan akan tetap terjadi di kantong-kantong kemiskinan. "Secara nasional tidak akan terjadi rawan pangan, tapi di kantong-kantong kemiskinan akan tetap terjadi," ujarnya ketika dihubungi Media Indonesia, kemarin.
Kemiskinan membuat masyarakat tidak memiliki daya beli. Karena itu, terjadilah rawan pangan.
Menurut Khudori, Kementerian Pertanian pernah membuat peta rawan pangan sebanyak dua kali, yaitu pada 2005 dan 2009. Namun, dari dua peta itu tidak ada perkembangan signifikan.
"NTT masih masuk, Papua, Papua Barat, beberapa daerah di Sulawesi, bahkan di beberapa daerah Jawa yang merupakan lumbung beras ada yang masuk dalam peta itu," imbuhnya.
Secara nasional ketersediaan pangan Indonesia, khususnya beras, bisa mencapai 3.000 kilogram per kapita per tahun. "Tapi data itu tidak selalu mencerminkan di rumah tangga," tandas Khudori.
Saat menanggapi ancaman rawan pangan, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi menyatakan ada lima hal yang menjadi perhatian dalam penanganan rawan pangan. Salah satu di antaranya membuat mekanisme deteksi dini atas kejadian masalah pangan hingga ke tingkat rumah tangga (lihat grafik).
"Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mulai mengembangkan sistem pendataan dari data zakat fitrah. Ini merupakan inovasi yang bagus dan tepat sasaran," kata Bayu Krisnamurthi di Kantor Kementerian Pertanian, kemarin.
Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Subagio memperkirakan awal tahun 2011 akan terjadi rawan pangan akibat cuaca ekstrem. Ia menuturkan, negara-negara di dunia tengah memenuhi kebutuhan pangan mereka masing-masing.
"Saat ini, negara-negara Timur Tengah sudah memesan pangan dari Vietnam. Itu juga dilakukan Filipina. Bahkan, China juga sudah melakukan impor," paparnya.
Vietnam dan Thailand ada kemungkinan menolak ekspor lantaran tengah mengamankan kebutuhan dalam negeri mereka. "Indonesia harus mempersiapkan hal serupa."
4 Komentar:
ternyata ada hari pangan he he
bingung mau koment apa neh gan... yang saya tau makan doang... selama masih ada yang bisa di beli dan di makan saya ga masalahin... hihihihihi.. biar pemerintah aa yang ngurusin... "Jangan korupsi yach" hihihihihihi
di wilahyah timur masih banyak kekurangan suplay sembako.. harganya cukup mahal di daerah sana
baru tau nih saya..makasih infonya
Post a Comment
Silahkan Komentar Nye-Pam terpaksa saya Hapus.