Baca juga cerpen sebelumnya ....
Cerpen: You've gotta be kidding me! Part I
20 September 2 tahun kemudian ...
Saya tidak tahu untuk siapa saya bekerja sesungguhnya.
Saat masuk 'jaringan' ini saya masih sangat muda untuk mengerti, apalagi memahami.
Pertama mengenal dan tertarik saya langsung menerimanya, layaknya anak muda yang menemukan cinta pertamanya.
Saya merasa telah mati, sebab berada dalam jurang maut, sebuah lorong gelap yang sunyi danmencekam, dalam proses jatuh ke dalam sumur yang tak berujung dengan kecepatan tinggi.
Ngilu di badan saya, tangan sulit digerakkan seperti telah lama terbujur kaku.
Saya tidak tahu apa mereka melakukannya karena dendam, atau hanya perintah atasannya.
Saya terbangun dan merasa diri sebesar kepala, hanya 'kepala'.
Tanpa badan, tak ada jari-jari, tak ada jantung bahkan tak punya hati.
Sangat sulit menghindar dari kejaran orang-orang itu, saat memutuskan untuk 'pergi'
setiap langkah dan gerakan saya selalu diamati. Sesulit bersembunyi dari jangkauan 'mata' mantan sahabat-sahabat saya.
Saya tidak gentar, tapi ....
Saat teringat istri dan anak semata wayang, nyali saya ciut.
Orang-orang itu selalu tahu berapa gelas kopi yang saya minum hari ini, warna mobil-mobilanyang saya belikan untuk anak saya bahkan detail underware yang dihadiahkan untuk istri tercinta, bahkan mungkin mereka menghitung berapa banyak oksigen yang saya hirup saat saya menulis diari ini.
Orang-orang itu dengan sangat 'cantik' dan skenario teramat 'manis' selalu mampu mengurangi, menghancurkan bahkan menghapus kebahagiaan saya.
Orang-orang itu tidak 'menculik' anak saya atau mengancam 'membunuh' istri saya, tapi ini lebih menyakitkan dan menyesakkan.
Orang-orang itu merusak kebahagiaan saya tanpa sanggup saya lawan bahkan untuk sekadar memungkirinyapun saya tak sanggup.
Saya menyetujui skenario tuduhan orang-orang itu meskipun dengan rasa sakit yang 'luar biasa' akhirnya menyebabkan saya mengarang cerita yang sebelumnya tak pernah saya pikirkan sama sekali.
Bertindak menyenangkan dan membuat mereka menghentikan 'siksaan bathin' pada orang-orang yang sangat saya cintai.
Orang-orang itu faham agak sulit untuk menyerang saya secara frontal, karena itu sama dengan 'menelanjangi' diri mereka sendiri. Selain itu saya tidak akan tinggal 'Diam'.
Mereka menjegal saya dengan cara 'halus' setiap langkah saya untuk mendapatkan kebahagiaan yaitu "Sakiti orang-orang yang saya cintai' atau 'hentikan mendapatkan sesuatu yang sangat saya inginkan kagumi dan sayangi'.
posted by Kopitozie
Cerpen: You've gotta be kidding me! Part I
20 September 2 tahun kemudian ...
Saya tidak tahu untuk siapa saya bekerja sesungguhnya.
Saat masuk 'jaringan' ini saya masih sangat muda untuk mengerti, apalagi memahami.
Pertama mengenal dan tertarik saya langsung menerimanya, layaknya anak muda yang menemukan cinta pertamanya.
Saya merasa telah mati, sebab berada dalam jurang maut, sebuah lorong gelap yang sunyi danmencekam, dalam proses jatuh ke dalam sumur yang tak berujung dengan kecepatan tinggi.
Ngilu di badan saya, tangan sulit digerakkan seperti telah lama terbujur kaku.
Saya tidak tahu apa mereka melakukannya karena dendam, atau hanya perintah atasannya.
Saya terbangun dan merasa diri sebesar kepala, hanya 'kepala'.
Tanpa badan, tak ada jari-jari, tak ada jantung bahkan tak punya hati.
Sangat sulit menghindar dari kejaran orang-orang itu, saat memutuskan untuk 'pergi'
setiap langkah dan gerakan saya selalu diamati. Sesulit bersembunyi dari jangkauan 'mata' mantan sahabat-sahabat saya.
Saya tidak gentar, tapi ....
Saat teringat istri dan anak semata wayang, nyali saya ciut.
Orang-orang itu selalu tahu berapa gelas kopi yang saya minum hari ini, warna mobil-mobilanyang saya belikan untuk anak saya bahkan detail underware yang dihadiahkan untuk istri tercinta, bahkan mungkin mereka menghitung berapa banyak oksigen yang saya hirup saat saya menulis diari ini.
Orang-orang itu dengan sangat 'cantik' dan skenario teramat 'manis' selalu mampu mengurangi, menghancurkan bahkan menghapus kebahagiaan saya.
Orang-orang itu tidak 'menculik' anak saya atau mengancam 'membunuh' istri saya, tapi ini lebih menyakitkan dan menyesakkan.
Orang-orang itu merusak kebahagiaan saya tanpa sanggup saya lawan bahkan untuk sekadar memungkirinyapun saya tak sanggup.
Saya menyetujui skenario tuduhan orang-orang itu meskipun dengan rasa sakit yang 'luar biasa' akhirnya menyebabkan saya mengarang cerita yang sebelumnya tak pernah saya pikirkan sama sekali.
Bertindak menyenangkan dan membuat mereka menghentikan 'siksaan bathin' pada orang-orang yang sangat saya cintai.
Orang-orang itu faham agak sulit untuk menyerang saya secara frontal, karena itu sama dengan 'menelanjangi' diri mereka sendiri. Selain itu saya tidak akan tinggal 'Diam'.
Mereka menjegal saya dengan cara 'halus' setiap langkah saya untuk mendapatkan kebahagiaan yaitu "Sakiti orang-orang yang saya cintai' atau 'hentikan mendapatkan sesuatu yang sangat saya inginkan kagumi dan sayangi'.
posted by Kopitozie
1 Komentar:
Sesuatu akan lebih indah jika dilandasi keikhlasan..kejujuran dan tanpa pamrih...semoga kang yoga bisa memahami...^_^
Post a Comment
Silahkan Komentar Nye-Pam terpaksa saya Hapus.