Rumah Adat Kampung Dukuh tahan Gempa Bumi



Share
Rumah Adat Kampung DukuhSetelah sebelumnya bagaimana kita melihat Rumah Tradisional Kampung Naga yang konstruksi bangunannya ternyata tahan Gempa Bumi walaupun tempat tersebut digoncang cukup dahsyat.

Daerah Selatan kota Garut, di tengah kondisi para pengungsi di beberapa daerah tersebut yang terpisah secara sporadis serta miskin pemberitaan sehingga distribusi bantuan minim sekali ke daerah tersebut tepatnya di daerah Cikelet Pameungpeuk.

Menurut beberapa sumber banyak faktor kenapa bantuan telat sampai di lokasi pengungsi gempa, dua faktor utama diantara. Faktor pertama karena susahnya mencapai lokasi para pengungsi yang tersebar di beberapa titik dengan medan yang cukup sulit dan faktor kedua karena rumitnya birokrasi penyaluran bantuan, semoga besok lusa semua kendala tersebut bisa teratasi.

Sekitar daerah itu 1.561 rumah rusak berat, 1.623 rusak ringan, termasuk 53 rumah di desa Ciroyom Cikelet Kabupaten Garut.

Di sela-sela kesedihan para pengungsi yang membuat Tenda pengungsi secara gotong royong, dengan kondisi tenda yang memprihatinkan karena memakai barang seadanya serta dibangun alakadarnya. Bahkan beberapa tenda bisa dikatakan tidak layak huni.

Serta bahan makanan yang sama sekali kosong tidak ada stock di beberapa Posko Korban Gempa, sehingga tidak aneh jika ada beberapa diantara para pengungsi yang hanya makan sekali dalam sehari, atau bahkan sekali dalam dua hari. Jangan dulu membahas bantuan selimut, obat-obatan dan lain sebagainya.

Kondisi ini bisa dijadikan ladang ilmu dan ladang amal bagi kita yang tidak terkena gempa dan berniat menyisihkan sebagian rezeki. Sudah menjadi rahasia umum beberapa tempat yang di blow up media akan mendapatkan bantuan lebih banyak dan lebih diperhatikan, dibanding tempat-tempat yang mengalami kondisi hampir serupa tapi miskin berita.

Bahkan para Artis yang berasal dari Garut, ataupun para pejabat akan lebih memilih untuk mengunjungi korban Gempa yang kemungkinan ramai dengan para kuli disket "USB Flashdisk" dan media massa lainnya, misalnya mengunjungi korban Gempa di Cigalontang Tasikmalaya yang lebih ramai diberitakan.

Gempa Bumi Cikelet GarutDi sela-sela keprihatinan tersebut, ada sesuatu yang kembali mengetuk dan membuka mata kita bahwa Alam lebih bersahabat dengan bangunan dan arsitektur rumah yang konstruksi serta designnya lebih mengedepankan Unsur Alam. Ternyata Rumah Adat Kampung Dukuh juga mempunyai design dan konstruksi bangunan tahan gempa.

Saat gempa warga Rumah Adat Kampung Dukuh sempat berkumpul di pelataran halaman rumah yang cukup luas, menengadahkan kepala dan pandangannya ke langit, sambil terus membacakan do'a.

Suasananya tidak gaduh dengan kepanikan menghadapi fenomena bencana alam Gempa Tektonik yang membuat banyak orang di belahan bumi yang lain panik dan lari terbirit-birit, melainkan suasana di Pemukiman Tradisional Kampung Dukuh sempat sunyi senyap dilanjutkan melakukan do`a bersama di dalam masjid kampung adat itu.

"Ini merupakan peringatan dari Tuhan, agar kita meningkatkan keimanan dan ketaqwaan sepanjang hidup," ungkap pemuka adat setempat yang termasuk tokoh pemudanya, Yayan, saat dihubungi terpisah.
Seluruh rumah adat Kampung Dukuh di desa Cijambe, Kecamatan Cikelet, 125 km arah selatan dari pusat Kota Garut, tahan terhadap guncangan gempa bumi berkekuatan 7,3 pada skala Richter yang terjadi pada Rabu (2/9), kata camat setempat.

Keberadaan rumah adat tradisional Kampung Dukuh itu berbeda terbalik dengan keadaan 3.184 rumah lainnya di luar perkampungan tradisional tersebut, yang porak-poranda diguncang gempa.

Dari jumlah itu, menurut camat Rifan, yang dihubungi Jumat (4/9), 1.561 rumah rusak berat, 1.623 rusak ringan, termasuk 53 rumah di desa Ciroyom Cikelet Kabupaten Garut.

Dari 10 ha perkampungan adat tersebut, satu hektare merupakan Dukuh Dalam, tujuh hektare Dukuh Luar, serta sisanya areal makam "Karomah" serta lahan produksi.

Di sana terdapat keseragaman struktur bangunan pemukiman masyarakat adat, terdiri atas puluhan rumah yang tersusun pada kemiringan tanah bertingkat.

Setiap tingkatan terdapat sederetan rumah membujur dari barat ke timur, dengan 42 rumah dan masjid, dihuni 40 KK atau 172 penduduk Dukuh Dalam serta 70 KK Dukuh Luar.

Seluruh bahan bangunan rumah panggung itu dari kayu berdinding anyaman bambu beralaskan papan serta beratapkan ijuk. Di dekat perkampungan itu berdiri lereng hutan yang selamanya tabu untuk ditebang apalagi dijarah, karena bisa "pamali" atau mendatangkan bencana sangat besar, kata pemuka masyarakat setempat H. Daud Mokhamad Komar.

Sehingga pada musim kemarau atau penghujan sekalipun, tak pernah terjadi bencana tanah longsor atau banjir lumpur, seluruh warganya taat melakanakan ibadah berlandas pada sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii.

3 Komentar:

KLIK UNTUK MENAMPILKAN SEMUA KOMENTAR


antonfkip said...

pertamax........

mungkin ini bisa jadi bahan referensi para peneliti, atau para insinyur agar mampu membuat bangunan yang tahan gempa....mateb kang psotingannya..... :D

www.gzon.us mencari pemilik said...

smoga kejadian ini bisa dijadikan pelajaran bagi kita semua ya. . .
ady

Stop Dreaming Start Action said...

Bro ,..Kok sekarang koment dodol and komen nyepam ga di hapus sech?
Ada apa gerangan?
Sorry OOT

Post a Comment

Silahkan Komentar Nye-Pam terpaksa saya Hapus.

Blogging Tip Blogs - Blog Catalog Blog Directory My Zimbio My Ping in TotalPing.com ping.sg - the community meta blog for singapore bloggers
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...