Instruder
Aku ingin tetap bersama suami dan anakku , tapi aku cinta pria itu ...'' jawab saya lirih
''Semua yang ia lakukan membuat saya tahu bagaimana ia begitu mencintai saya dan tak ingin kehilangan saya. Hal itu membuat saya meresa istimewa dan berarti. Saya merasa dibutuhkan, merasa tersanjung dan dihargai. Cinta suami dalam bentuk yang kongkrit, memberi tenaga buat saya''
Hmm...saya tidak benci, tidak marah dan tidak juga rindu. Biasa saja, seperti tak pernah terjadi apa-apa. Baru saya tahu apa yang dikatakan oleh sahabat saya itu benar belaka begitu mudah hati berubah, begitu rawannya hati berpaling, bila kita sejenak saja lupa siapa pemilik hati ini.
Saat Berpaling
Aku tak menyangka akan terkena virus itu. Tak tahu bagaimana aku terserang virus selingkuh ? Seperti virus influenza yang dapat menyerang siapa saja yang turun daya tahan tubuhnya. Itulah yang terjadi padaku. Apakah ini pertanda turunnya daya tahan perkawinanku ?
Aku juga mulai merindukan kehadirannya. Apa pun tindakan yang kuambil tak akan kulakukan tanpa dukungan dia. Telepon, sms, dan pertemuan-pertemuan pribadipun sering kami lakukan . Bahkan untuk urusan anak-anak aku mendiskusikannya dengan dia. Diapun mampu melakukan sesuatu yang seharusnya menjadi tanggung jawab suamiku seperti mengantarkan ke dokter saat anak-anak sakit, menunggui mereka les, juga mengajaknya jalan-jalan.
Tampaknya ia memahami bahwa aku sempat menghianati dirinya. Namun ia masih memberiku kesempatan untuk membereskan urusan hatiku ini. Semua membuat aku makin menghargai dan kagum kepadanya. Kebesaran hatinya tak bisa aku lukiskan. Mataku seperti dibuka lebar atas besarnya rasa cinta suami kepadaku.
Meretas Bayangan
Aku ingin tetap bersama suami dan anakku , tapi aku cinta pria itu ...'' jawab saya lirih
''Semua yang ia lakukan membuat saya tahu bagaimana ia begitu mencintai saya dan tak ingin kehilangan saya. Hal itu membuat saya meresa istimewa dan berarti. Saya merasa dibutuhkan, merasa tersanjung dan dihargai. Cinta suami dalam bentuk yang kongkrit, memberi tenaga buat saya''
Hmm...saya tidak benci, tidak marah dan tidak juga rindu. Biasa saja, seperti tak pernah terjadi apa-apa. Baru saya tahu apa yang dikatakan oleh sahabat saya itu benar belaka begitu mudah hati berubah, begitu rawannya hati berpaling, bila kita sejenak saja lupa siapa pemilik hati ini.
Saat Berpaling
Aku tak menyangka akan terkena virus itu. Tak tahu bagaimana aku terserang virus selingkuh ? Seperti virus influenza yang dapat menyerang siapa saja yang turun daya tahan tubuhnya. Itulah yang terjadi padaku. Apakah ini pertanda turunnya daya tahan perkawinanku ?
Aku juga mulai merindukan kehadirannya. Apa pun tindakan yang kuambil tak akan kulakukan tanpa dukungan dia. Telepon, sms, dan pertemuan-pertemuan pribadipun sering kami lakukan . Bahkan untuk urusan anak-anak aku mendiskusikannya dengan dia. Diapun mampu melakukan sesuatu yang seharusnya menjadi tanggung jawab suamiku seperti mengantarkan ke dokter saat anak-anak sakit, menunggui mereka les, juga mengajaknya jalan-jalan.
Tampaknya ia memahami bahwa aku sempat menghianati dirinya. Namun ia masih memberiku kesempatan untuk membereskan urusan hatiku ini. Semua membuat aku makin menghargai dan kagum kepadanya. Kebesaran hatinya tak bisa aku lukiskan. Mataku seperti dibuka lebar atas besarnya rasa cinta suami kepadaku.
Meretas Bayangan
- Mencintai bukanlah bagaimana kamu melupakan melainkan bagaimana kamu memaafkan.
- Mencintai bukanlah bagaimana kamu mendengarkan melainkan bagaimana kamu mengerti
- Mencintai bukanlah bagaimana kamu melihat melainkan bagaimana kamu merasakan
- Mencintai bukanlah bagaimana kamu melepaskan melainkan bagaimana kamu bertahan
- Perlu kamu ketahui bahwa bunga tidak mekar dalam waktu semalam
- Kota Roma tidak dibangun dalam waktu sehari
- Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan.''
CINTA HITAM
Seharusnya aku sudah sampai kepada keputusan untuk cerai !
Ya cerai Artinya sudah tidak akan ada lagi pertengkaran, tidak akan ada lagi saling curiga, tidak akan ada lagi amarah, dendam benci dan cinta hitam. Lupakan saja dulu kalau kita pernah saling cinta, saling sayang, saling rindu. Sekarang kita hanya terikat sebuah pernikahan yang panjang dan melelahkan.
Aku benci kamu, ..., Aku jijik melihat kamu. Jangan paksa aku untuk bisa sekedar mendekati kamu. Tidak usah kamu meminta maaf atau menyesali dirimu karena itu sudah basi. Aku sudah tidak menginginkan dirimu. Aku Benci Kamu. Aku benci Kamu! (7 April 2001)
Bulir2 air mataku menetes perlahan, itu adalah awal aku mengetahui sikap dingin, beku, kejam dan mendekati bengis suamiku padaku. Aku tidak pernah menyadari kalau ternyata suamiku mengetahui segala kebusukanku dan perselingkuhan kotor itu. Rumah Tanggaku sudah terkoyak hebat dan rasanya sangat sulit untuk disatukan lagi.
Ternyata aku wanita yang kejam, wanita yang tidak punya perasaan. Aku benci laki-laki itu aku juga benci diriku sendiri. Aku berdosa telah menghinati pernikahan kami. Telah mempermainkan perasaan dan hati suamiku.
Aku telah mengotori diriku sendiri. AKu berdosa karena telah mencoba mengingkari dan melawan takdir tuhan. Cinta itu telah menjeratku pada dunia hitam yang begitu nista.
Aku menyesal menjadikan suamiku korban dari kenistaan ini. Aku berharap semua akan kembali baik, suamiku bisa memaafkan dan menerimaku kembali.
source : PS
1 Komentar:
gaya penceritaan..men "dia"..so ga bakal ketahuan dech peran si penulis.
Post a Comment
Silahkan Komentar Nye-Pam terpaksa saya Hapus.