Masih ingat dengan Kontes SEO Mengembalikan Jati Diri Bangsa ? Tapi postingan kali ini bukan mau cerita tentang itu tapi ... berita tentang klaim Malaysia bahwa Tari Pendet Bali adalah produk budaya Tanah Melayu memang benar adanya, kenapa baru bisa marah dan rasa nasionalisme tumbuh saat terusik, terganggu atau ada klaim dari pihak lain.
Biarlah Malaysia mengklaim tentang Batik Malaysia, Reog Malaysia, Angklung Malaysia, Tari Pendet Malaysia, kenapa tidak sekalian akui juga ... Tari Kecak, Tari Jaipongan, Surak Ibra dan lain-lain. Silahkan klaim juga sebagai Tari Kecak Malaysia .. Tari Jaipongan Malaysia, Surak Ibra Malaysia. Cukup hadapi dan tersenyum simpul tak usah menghabiskan energi dengan marah membayangkan hal tersebut.
Mungkin pencurian Budaya itu memang mencerminkan budaya Malaysia yang memang sangat miskin budaya dibandingkan dengan Indonesia, atau memang Arogansi mental Majikan yang merasa bisa mengklaim seenaknya kepada Negara Tetangga dan serumpun yang dianggap bermental Tenaga Kerja.
Tak usah melakukan counter attack terhadap apa yang dilakukan oleh Malaysia. Bila Malaysia mengiklankan produk budaya Indonesia sebagai bagian dari budaya asli mereka, dan mengiklankan hal tersebut di media internasional seperti CNN atau Aljazera , seharusnya Pemerintah Indonesia menyadari sudah seberapa jauh perhatian pemerintah pada budaya Bangsa .... terutama menghadapi Modernisasi Budaya Global yang menghantam Kearifan Budaya Lokal ?
Mari kita berandai-andai Tari Pendet baik tari Pendet Malaysia ataupun Tari Pendet Bali masing-masing bisa didaftarkan ke Jenewa hak ciptanya. Yang satu memperoleh copyright "Tari Pendet Bali" lainnya "Tari Pendet Malaysia".
Tapi soal rasa, taste, mutu, jangan dibandingkan yang asli dengan yang Aspal. Demikian juga "Angklung Malaysia", "Reog Malaysia" pasti sepo dibanding "Angklung Sunda" dan "Reog Ponorogo".
Begitupun Tari Pendet Malaysia tidak akan mampu menyamai goyangan dan delek Tari Pendet Bali, mungkin kita semua tahu awal mula tarian tersebut ... "Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius".
Teman-teman seniman Bali harus bangga bahwa "Tari Pendet Malaysia" tak akan ada kalau orang Bali atau Orang Indonesia yang menguasai Tari Pendet Bali ... tidak ada yang mengembara ke Malaysia, beranak pinak, kemudian mau tak mau menjadi warganegara Malaysia. Kalau dibilang itu Tari Pendet Malaysia pada kenyataannya tetap Tari Pendet orang Bali yang menjadi warganegara malaysia.
Sahabat-sahabat di Ponorogo harap tenang, kalau dibilang itu Reog Malaysia, pada kenyataannya tetap Reog orang Ponorogo yang menjadi warganegara Malaysia. Kitu Oge Baraya di Sunda kedah bingah upami angklung diangken ku si atah adol malaysia.
Kita membutuhkan seluruh halaman koran untuk memaparkan membuktikan dan menguraikan contoh kongkret peran manusia Jawa, Bugis, Sunda, Minang, Aceh, Bali dan lain-lain dalam kehidupan Malaysia.
Yang disebut Malaysia adalah petilan atau ceceran gamelan Jawa, bambu angklung Sunda, pantun Riau, cengkok Ambon, Goyangan Bali dll.
Secara politik legal, Malaysia adalah sebuah negara berdaulat, mandiri dan bagus managemen ekonomi dan kenegaraannya.
Tapi jangan ngomong masa depan kebudayaan dan peradaban dan berharap apa-apa dari dan tentang Malaysia, karena masa depan negeri Jiran itu adalah dominasi Cina dan India.
Selanjutnya marilah kita berpikir ...
Biarlah Malaysia mengklaim tentang Batik Malaysia, Reog Malaysia, Angklung Malaysia, Tari Pendet Malaysia, kenapa tidak sekalian akui juga ... Tari Kecak, Tari Jaipongan, Surak Ibra dan lain-lain. Silahkan klaim juga sebagai Tari Kecak Malaysia .. Tari Jaipongan Malaysia, Surak Ibra Malaysia. Cukup hadapi dan tersenyum simpul tak usah menghabiskan energi dengan marah membayangkan hal tersebut.
Mungkin pencurian Budaya itu memang mencerminkan budaya Malaysia yang memang sangat miskin budaya dibandingkan dengan Indonesia, atau memang Arogansi mental Majikan yang merasa bisa mengklaim seenaknya kepada Negara Tetangga dan serumpun yang dianggap bermental Tenaga Kerja.
Tak usah melakukan counter attack terhadap apa yang dilakukan oleh Malaysia. Bila Malaysia mengiklankan produk budaya Indonesia sebagai bagian dari budaya asli mereka, dan mengiklankan hal tersebut di media internasional seperti CNN atau Aljazera , seharusnya Pemerintah Indonesia menyadari sudah seberapa jauh perhatian pemerintah pada budaya Bangsa .... terutama menghadapi Modernisasi Budaya Global yang menghantam Kearifan Budaya Lokal ?
Mari kita berandai-andai Tari Pendet baik tari Pendet Malaysia ataupun Tari Pendet Bali masing-masing bisa didaftarkan ke Jenewa hak ciptanya. Yang satu memperoleh copyright "Tari Pendet Bali" lainnya "Tari Pendet Malaysia".
Tapi soal rasa, taste, mutu, jangan dibandingkan yang asli dengan yang Aspal. Demikian juga "Angklung Malaysia", "Reog Malaysia" pasti sepo dibanding "Angklung Sunda" dan "Reog Ponorogo".
Begitupun Tari Pendet Malaysia tidak akan mampu menyamai goyangan dan delek Tari Pendet Bali, mungkin kita semua tahu awal mula tarian tersebut ... "Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius".
Teman-teman seniman Bali harus bangga bahwa "Tari Pendet Malaysia" tak akan ada kalau orang Bali atau Orang Indonesia yang menguasai Tari Pendet Bali ... tidak ada yang mengembara ke Malaysia, beranak pinak, kemudian mau tak mau menjadi warganegara Malaysia. Kalau dibilang itu Tari Pendet Malaysia pada kenyataannya tetap Tari Pendet orang Bali yang menjadi warganegara malaysia.
Sahabat-sahabat di Ponorogo harap tenang, kalau dibilang itu Reog Malaysia, pada kenyataannya tetap Reog orang Ponorogo yang menjadi warganegara Malaysia. Kitu Oge Baraya di Sunda kedah bingah upami angklung diangken ku si atah adol malaysia.
Kita membutuhkan seluruh halaman koran untuk memaparkan membuktikan dan menguraikan contoh kongkret peran manusia Jawa, Bugis, Sunda, Minang, Aceh, Bali dan lain-lain dalam kehidupan Malaysia.
Yang disebut Malaysia adalah petilan atau ceceran gamelan Jawa, bambu angklung Sunda, pantun Riau, cengkok Ambon, Goyangan Bali dll.
Secara politik legal, Malaysia adalah sebuah negara berdaulat, mandiri dan bagus managemen ekonomi dan kenegaraannya.
Tapi jangan ngomong masa depan kebudayaan dan peradaban dan berharap apa-apa dari dan tentang Malaysia, karena masa depan negeri Jiran itu adalah dominasi Cina dan India.
Selanjutnya marilah kita berpikir ...
17 Komentar:
Siapa yang bertanggung jawab dg semua Kasus ini?
Pemerintah kah?
Apa yang bisa blogger lakukan untuk menyelamatkan budaya lokal ini?
Posisi di mana? Garut?
smoga aja cepet slesei masalahnya, biar tidak ada lagi yang menjadi permasalahan. Mari kita lihat masa depan. . . .'
Malaysia g punya malu...., bukan miliknya tinggal comot aja...
Wah dasar nie...main caplok aja ya. Tapi, nggak pa2 deh...kita juga patut berterima kasih buat mereka.
Cukup banyak dampak positifnya buat Indonesia, Pertama mungkin rasa nasionalisme rakyat indonesia jadi bertambah.
Kedua; Kepedulian pemerintah terhadap budaya indonesia semakin tinggi, terbukti dari adanya gerakan agar mendata semua budaya di Indonesia.
Ketiga; Pemerintah semakin waspada terhadap ancaman dari negara lain, ya paling tidak ada rencana buat meningkatkan anggaran buat tentara Indonesia.
He...he...
iyaa bener jugaa kan negara kita banyak menjadi babu2nya mereka jadi mereka merasa hebat gitu kali yah :((
tapu emang pemerintah kita terlallu lambat, merasa terusik kalo udah kejadian kenapa gak dari awal dipatenkan, sayang duit barangkali yah :-t
wah2.. kang... bukannya membela ya...
Kenapa sejak dari zamandulu juga tidak didaftarkan...? sekarang malah semua mencak2... ga ada abiz2nya..
Qlo Indonesia n pejabatnya bener, tolong langsung daftarin ke badan di AS ttg hak cipta cukup 1 minggu... jadi... kl di indo, bisa 2 tahun untuk paten...
gt komment ku... hehe... maap kl sok tau... ^_^...
ayo Indonesia, jgn diam saja, kita butuh pemimpin yang bisa menjaga SDA ataupun SDM. dengan demikian budaya kita aman.
Sekalian aja tanggal 31 Agustus tahun ini kitajadikan hari jadinya provinsi baru indonesia yang ke 34, namanya provinsi MALAYSIA , bukan hari kemerdekaanya malaysia ( merdeka kok suka ngutil ) :D , MALAYSIA TRULY INDONESIA
dari dulu, pemerintah baru bereaksi ketika masalah sudah muncul :-/
buktikan, bahwa kita adalah negara yang punya harga diri, jgn biarkan aset bangsa kita di ambil oleh orang lain.
Sudah pemerintah bersikap tegas, sudah terlalu banyak provokasi yang dilakukan bangsa yang nggak tahu malu...
salam dari Karawang :)
i like this post. sudah sebaiknya kita membahas masalah dengan benar..bukan dengan sumpah serapah..
ayo Indonesiaku, bangkitlah..harapan itu masih ada.
Wah saya Salut dengan Blog ini rasa persatuannya tetap terjaga tanpa timbulnya rasa emosi.
Kalo saya gak setuju kebudayaan bangsa dipatenkan. Apakah kebudayaan sex bebas nya USA harus dipatenkan?
contoh; Indonesia dimananya Bali? itu pertanyaan yang selalu keluar dari orang asing dinegaranya dari jaman saya masih kecil sampai saat ini sudah memiliki putra di SMP.
Mereka mengetahui bahwa Tari Pendet adalah ASLI dari Pulau DEWATA ato BALI yang mereka ketahui dari Dinas Pariwisata, iklan-iklan Perhotelan di Bali yang ditayangkan di luar negeri, Indovision, Kablevision, dan banyak lagi(maaf saya menyebutkan produk) dan jika Malaysia mengklaim Tari Pendet Malaysia gak usah terpancing emosi lah.
Kita cukup mengingat dalam AKHIR KALIMAT diatas "Tapi jangan ngomong masa depan kebudayaan dan peradaban dan berharap apa-apa dari dan tentang Malaysia, karena masa depan negeri Jiran itu adalah dominasi Cina dan India."
Apakah Jepang, Amerika, Eropa tidak pusing tujuh keliling dengan adanya sparepart Mercedes, Ford, Toyota, dlsb) ASLI tapi buatan China dengan harga 1/5 tapi tetap lebih mahal dibanding KW3 (tetap juga buatan China)......!!
Atau jika di penjual telepon selular khususnya di ITC dikenal dengan OC (Original tapi China).
Jadi kita cukup tertawa dalam hati saja jika mengingatkan "TARI PENDET MALAYSIA tapi CHINA"
ini semua adalah propaganda YAHUDI SINGAPURA untuk melaga-lagakan umat islam indonesia dan Malaysia..
Mereka cukup takut jika umat islam bersatu..
Kesian umat islam zaman sekrang. Sudah berpecah belah. Patut la macam2 bala Allah turunkan kepada umatnya yang lalai.
Jadi, orang malaysia sekarang yang rata-ratanya berasal dari Indonesia kalian semua tidak benarkan mengamal/mempraktekkan budaya yang mereka warisi dan sayangi? Edan ..
Post a Comment
Silahkan Komentar Nye-Pam terpaksa saya Hapus.