Pernyataan polisi tentang terjadinya baku tembak saat penangkapan di rumah kontrakan Khairul Ghazali di Kota Tanjung Balai, dibantah pihak keluarga. Penelusuran yang dilakukan keluarga menunjukkan, tidak ada yang mendengar terjadinya baku tembak di rumah tersebut.
Adil Akhyar, adik kandung Ghazali, menuding penangkapan itu sarat rekayasa. Termasuk soal senjata yang ditemukan Densus 88 di rumah Ghazali saat penangkapan di Bunga Tanjung, Kecamatan Datuk Bandar Timur, Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara (Sumut), sekitar 200 kilometer dari Medan.
“Kami menilai Kapolri sudah menebarkan kebohongan besar. Tidak ada kontak senjata di sana, dan tidak ada pagar manusia. Namanya di rumah, ya ada anak dan istri, mereka bukan pagar manusia,” kata Adil kepada wartawan di Medan, Selasa (21/9/2010).
Pihak keluarga meyakini, senjata-senjata jenis AK-47, pistol jenis FN serta sangkur yang dinyatakan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) ditemukan di rumah Ghazali, bisa saja memang dibawa polisi dan diletakkan di sana. Kemudian dinyatakan sebagai barang bukti.
Pasalnya, kata dia, Ghazali sangat jauh dari urusan senjata, dia hanya bekerja sebagai tabib, dan menulis. Ghazali, yang pernah tinggal di Malaysia selama hampir 10 tahun sebelum ke pindah ke Kota Tanjung Balai, punya pengalaman sebagai jurnalis untuk sebuah terbitan di sana.
Selain itu, keluarga juga mempertanyakan di mana anak dan istri Ghazali saat ini. Densus membawa serta istri Ghazali Cicih (35), dan empat orang anaknya. Termasuk salah seorang anak yang masih berusia sekitar satu bulan.
“Kami tidak mengetahui di mana Ghazali, dan di mana anak istrinya yang dibawa saat penangkapan itu. Kami sangat khawatir,” tukas Adil.
Berkenaan dengan dua orang yang ditembak mati di rumah Ghazali, Adil menyatakan keduanya adalah tamu yang datang saat berlebaran. Sebagai tabib, Ghazali banyak berkenalan dengan orang, dan sebagian di antaranya datang bersilaturrahmi.
“Namanya Lebaran, ya orang saling berkunjung,” kata Adil.
Source : http://www.detiknews.com/
Adil Akhyar, adik kandung Ghazali, menuding penangkapan itu sarat rekayasa. Termasuk soal senjata yang ditemukan Densus 88 di rumah Ghazali saat penangkapan di Bunga Tanjung, Kecamatan Datuk Bandar Timur, Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara (Sumut), sekitar 200 kilometer dari Medan.
“Kami menilai Kapolri sudah menebarkan kebohongan besar. Tidak ada kontak senjata di sana, dan tidak ada pagar manusia. Namanya di rumah, ya ada anak dan istri, mereka bukan pagar manusia,” kata Adil kepada wartawan di Medan, Selasa (21/9/2010).
Pihak keluarga meyakini, senjata-senjata jenis AK-47, pistol jenis FN serta sangkur yang dinyatakan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) ditemukan di rumah Ghazali, bisa saja memang dibawa polisi dan diletakkan di sana. Kemudian dinyatakan sebagai barang bukti.
Pasalnya, kata dia, Ghazali sangat jauh dari urusan senjata, dia hanya bekerja sebagai tabib, dan menulis. Ghazali, yang pernah tinggal di Malaysia selama hampir 10 tahun sebelum ke pindah ke Kota Tanjung Balai, punya pengalaman sebagai jurnalis untuk sebuah terbitan di sana.
Selain itu, keluarga juga mempertanyakan di mana anak dan istri Ghazali saat ini. Densus membawa serta istri Ghazali Cicih (35), dan empat orang anaknya. Termasuk salah seorang anak yang masih berusia sekitar satu bulan.
“Kami tidak mengetahui di mana Ghazali, dan di mana anak istrinya yang dibawa saat penangkapan itu. Kami sangat khawatir,” tukas Adil.
Berkenaan dengan dua orang yang ditembak mati di rumah Ghazali, Adil menyatakan keduanya adalah tamu yang datang saat berlebaran. Sebagai tabib, Ghazali banyak berkenalan dengan orang, dan sebagian di antaranya datang bersilaturrahmi.
“Namanya Lebaran, ya orang saling berkunjung,” kata Adil.
Source : http://www.detiknews.com/
0 Komentar:
Post a Comment
Silahkan Komentar Nye-Pam terpaksa saya Hapus.