Niat Belajar berKampanye dan berDemokreasi atau Niat
Semua pasti berniat menang tapi ingat kenikmatan saat mendaki gunung itu bukan saat berada di puncak Gunung, tapi kenikmatan itu muncul saat kita meniti langkah demi langkah pendakian, so orientasi kita bukan hasil tapi proses menuju. Jangan patah semangat sahabat-sahabat semua teruslah belajar dan mencoba.
Postingan malam ini alim tuturut munding mengkampanyekan Damai padahal kondisi kita sesungguhnya sedang "perang" biarlah ratusan ribu halaman lain membahas tentang Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 , saya akan mengKampanyekan Perang, bukan mengajak perang tapi sedikit membahas tentang Kampanye Damai Pemilu Indonesia dan Perang.
Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009
Kampanye Pemilu sering merupakan show of force, jadi ingat saat kampanye-kampanye pemilu yang telah lalu PDIP yang gembos panik keluar tanduknya, Golkar sebisa-bisa bertiwi krama, bahkan memparadekan baju Korprinya, PPP asyik meriah pakai Allahu Akbar juga bagai di Perang Uhud. Sebuah histeria sesaat.
Tapi ini memang peristiwa politik yang mendasar juga, yang memekik-mekik itu seperti bukan mulut dan tenggorokan, tetapi jiwa. Jiwa itu memekik-mekik meramaikan gelora yang sekaligus sebuah pesta kebudayaan.
Terserah Pak Jurkam mau kasih isu yang mana, tapi kamilah kuda yang sesaat boleh keluar kandang : Boleh teriak-teriak sekerasnya, boleh tidak pakai helm di jalan utama, boleh berboncengan di motor bertiga dan memainkan gas sesuai irama yang disepakati peserta kampanye bahkan mungkin boleh terbang menggedor langit. Jadi kesimpulannya saat kampanye pemilu aturan yang disepakati memang tidak ada aturan.
Seandainya tidak ada aturan menurut anda layak disebut sebagai Kampanye Damai atau Kampanye Perang ? Mudah-mudahan di Kampanye Pemilu 2009 yang diikuti 34 Partai Politik kejadian seperti diatas tidak terlalu banyak terjadi.
Saya ingin cepat-cepat ikut berkampanye 2009 nanti, karena biasanya penggangur seperti saya mendadak mendapat proyek, dan tiba-tiba punya 'tema dialog' . Hari ini menggalah Bintang, besok cari Kaus Beringin, Lusa Naik Punggung Banteng.
Semua lapis sosial yang lain malah merasa rusuh mendengar gemuruh pawai, kemudian mengecam lalu mengkritik, menggerundel atau bahkan ngegosip. Kita bikin partai ideal nanti. Pada zaman pascasejarah.
Mengenang kampanye damai pemilu indonesia sebelumnya yang biasa dilakukan di alun-alun diikuti oleh ribuan massa, samudera histeria yang menyetujui hanya satu hal dan siap melindas hal lain, apakah itu niat untuk damai ataukah niat perang ? Berniat Demokrasi atau Anarki ? ... Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang.
Para Jurkam silih berganti naik pangung dan berteriak hidup ini, hidup itu, diikuti gaung teriak setuju dari gerombolan massa. Tapi beranikah gerombolan massa menuntut pada para pemimpin di panggung itu agar mengurus umat mereka tidak hanya pada saat eksploitasi pemilu ? Beranikah bilang jangan hanya pintar membakar-bakar sehingga kita menabrak tembok atau memukuli udara ? beranikah bahwa yang terpenting adalah proses pendidikan politik yang lima tahun ?
Perang di dalam Damai
Saya tidak mau merepotkan bangsa Indonesia yang selalu asyik dengan keahliannya menikmati kehidupan apa adanya, untuk tenggelam dalam penggalan-penggalan waktu, untuk berpikir sejengkal dan tidak memerlukan orientasi futurologis yang agak sedikit panjang ke depan—justru karena bangsa Indonesia memiliki kekuatan yang luar biasa, sehingga tidak memerlukan kesiapan apa pun untuk menghadapi apa pun. Setiap saat bangsa Nusantara ini siap ditabrak oleh apapun: bahkan oleh penderitaan dan kehancuran yang seberapa parah pun.
Sekarang, dan itu sudah sejak lima tahun terakhir: bangsa besar ini sibuk dengan tiga hal. Pertama, pemilihan pemimpin melalui kampanye damai pemilu atau bahkan perang demo. Kedua, pemilihan pemimpin melalui kampanye damai pemilu atau bahkan perang demo. Ketiga, pemilihan pemimpin melalui kampanye damai pemilu atau bahkan perang demo.
Tanpa pernah benar-benar peduli apakah pemimpin yang dipilihnya itu memang pemimpin, apakah pula pemilu dan pemilu dan pemilu itu lebih besar manfaatnya ataukah mudaratnya.
Damai di dalam Peperangan
Sekadar mengingatkan belum lama kita di Indonesia 2009 awal, ramai ikut bersedih atau bahkan sebagian dari kita darahnya mendidih dan siap diberangkatkan ke Jalur Gaza, karena tingkah polah israel di Jalur Gaza, tapi apakah di kepala anda, di obrolan warung-warung kopi atau minimalnya di hati sanubari saat ini masih memikirkan konflik / keadaan di jalur Gaza atau sudah terlupakan sama sekali dan melanjutkan goyang dangdutan serta ngegosiptainment lagi.
Israel berani dan telah berhasil mempermainkan dunia, tetapi Indonesia terbukti juga sangat berani dan sukses mempermainkan dirinya sendiri. Israel setuju pada usulan PBB. Lumayan puas menempelengi harga diri Palestina dan membunuhi ratusan warganya,sekarang Israel menjadi pihak yang memiliki kearifan dan kemuliaan karena mau beristirahat menempeleng / memerangi. Dia tidak mendapat sanksi apa pun dari PBB, dari Negara-negara Arab, serta dari siapa pun saja. Nanti kalau ritme sudah bergulir dan momentumnya tiba : tempeleng / memerangi lagi.Yang bingung di muka bumi karena dipermainkan oleh Israel bukan hanya Umat beragama, bukan hanya PBB, dan siapa pun lainnya, tapi bahasa dan kata juga kebingungan. Israel istirahat mbedil di puncak "krisis kemanusiaan" Palestina. Dunia makna bingung tentang kapan Palestina mengalami krisis kemanusiaan, karena dari sudut tafsir apa pun sesungguhnya Israellah yang mengalami krisis kemanusiaan. Kita juga kebingungan.
ebuah lembaga nasional berteriak, "Boikot Amerika Serikat!" Teriakan itu disebar ke media-media sesudah diketik dengan alat bikinan Bill Gates atau Steve Jobs, dan petugasnya karena capekmungkin delivery orderMcD. Kelompok-kelompok berkumpul dengan idiom "Umat Islam"yang menyatakan bermusuhan dengan Umat Kristen dan Yahudi.Jangan sampai kelompok Kristen yang gabung dengan Hamas di Palestina serta orang-orang Yahudi warga Israel yang antipenyerbuan Gaza mendengar idiom itu.
Semua negara-negara Arab sudah dikasih tahu sebelumnya bahwa Israel akan menyerbu Palestina.Dan syukur alhamdulillah mereka tidak berbuat apa-apa sehingga Perang Dunia bisa dihindarkan. Jangan terlalu setia, jangan terlalu bermoral, demi supaya tidak terjadi global war yang menyengsarakan semua makhluk. Israel sangat hafal mengamati "sela-sela air hujan".
Orang sibuk Natal dan Tahun Baru, Obama sudah presiden tapi belum bertugas, jadwal gencatan senjata telah berakhir: maka sebuah "upper-cut" dahsyat dilayangkan ke dagu Palestina. Manusia di gurun itu meraungraung, kita semua manusia di bumi menangis, Chavez mengusir Dubes Israel, pemimpin-pemimpin kita melontarkan rudal kutukan, dan kita rakyat militan berkumpul menyiapkan ilmu kebal melawan peluru tentara Israel, kemudian minta Palestina memfasilitasi keberangkatan kita ke medan perang.
Memfasilitasi itu tidak dijelaskan apakah berarti minta disediakan tiket Jakarta-Cairo PP. Sekarang,karena senapan prajurit Israel dirundukkan dan tidak dikokang lagi, segera kita dangdutan dan ngegosiptainment lagi. Nanti, kalau suara bedil menyalak lagi, kita demo lagi sesaat. Dunia tidak memerlukan penyelesaian tuntas dan mendasar atas permasalahan apa pun yang menimpanya dan yang diciptakannya sendiri.(*)
source : Slilit Sang Kyai EAN diolah otak kiri dan hati yang sedang Damai dalam peperangan
15 Komentar:
Wew panjang nie postingannya...koment kampanye damai apa ya ?? Untuk keyword di URL emang susah tapi ya resiko kontest tanpa rule ya gini....perang sudah membuat banyak orang kehilangan otak kanan...
Kampanye damai pemilu indonesia 2009 ini penentunya hanya google.co.id topi hitam apa topi putih seo yang menang. siapapun yang menang saya pake tehnik TIPU SEO saja aliat topi putih seo ;))
perang kampanye ga apa2 asala jangan perang orangnya..heee salam kenal abu raihan izinkan saya untuk mereview diri mu di blog saya blogger indonesia :X
Waaakkss, ga jadi sundul aku..
Wah,..petarung seo sudah datang,...mending aku kabur...
Apapun Kampanye nya PArtai nya partai indonesia
Hidup indonesia...
Damai Pemilu 2009.
perang kreatifitas boleh,...kang. saya hanya dukung...salam
Punya saya g keindex hiks :(, sukses selalu bro
Mudah2 an pemilu damai 2009 dan antar bloger juga damain hehe... tapi yg saya kesalkan adalah atribut partai yg pada nempel di pohon itu kan merusak alam :(
Semoga aja kampanyrnya berjalan juga dengan damai..
sukses yahh
semoga kampanyenya damai
wakakakkak...=))..suer deh keren banget postingannya....mencoba tapi ada juga yang berniat bangeeeet menang sampai memakai nama domain sesuai dengan partai yang diusungnya keyword yang dipertandingkan. ini sama ama isi kepalaku...dan seluruh point aku setuju banget...menangkap segala penjuru...
daku mah santai aja..kasihan social bookmark nya kalo aku jejelin postinganku yang extra ngaco...yah sama aja kayak aku nyuap rakyat biar dipilih....mendingan berjalan apa adanya...gak perlu optimasi, dan gak perlu neko2...yang penting damai buat diri sendiri...dan semua sesuai dengan amal dan ibadah masing2...
wah.. ternyata benar kata pencuri.. di blogosphere ini ada sekumpulan pencuri, pencopet dan anak SD yg bego =))
Semoga menang kang tozie kontesnya :)
tetetzet - LebahNdut
kang tozie mang slalu perduli lingkungan,peduli akan kelangsungan kampanye pemilu diindonesia,juga peduli akan kedamaian didunia..
seandainya kang tozie jd pemimpin pasti aku pilih dech biar Ibu2 Dharma Wanita bisa aman dan tentram slalu..hiks hiks..
pemilu damai, hati damai dan hasilnya damai
Bloghopping.Have a great weekend.
Wah benar pake domain atau nama sesuai yang keyword dilombakan. Yah intu tentunya lewat tidak ada peraturan dari penyelenggara lomba kan..
Btw..tetep semangat ngeblog..
Post a Comment
Silahkan Komentar Nye-Pam terpaksa saya Hapus.